Salah satu tujuan hidup adalah untuk makan. Makan adalah hal terpenting dalam setiap mekanisme manusia. Bisa dikatakan, tanpa makan manusia akan kelaparan, dan kelaparan akan mengakibatkan kematian.
Dengan demikian, dinamika kehidupan bersaing secara cepat untuk meraih satu tujuan terpenting tersebut. Salah satunya dilalui berkerja. Belum tentu semua orang dapat bekerja dengan hasil maksimal. Karena lowongan kerja di Indonesia sedikit, sehingga banyak orang mencari kerja dengan mengamin. Meskipun tak seberapa hasilnya, tetapi cukup mengisi perut yang kosong.
Pamekasan, 02 November 2018 saya bertemu dua anak kecil berumur 10 tahun kembar bernama Rehan dan Alan mengamin di depan kos Al-Falah pada malam hari. Terlintas dalam benak, mengapa mereka berdua berani berjalan keluar tanpa didampingi seorang pun. Apalagi saat ini viral kabar penculikan anak kecil yang diambil organ tubuhnya untuk dijual atau dijadikan tumbal. Namun, sedikitpun saya tak menemukan raut ketakutan di wajahnya. Mungkin mereka tidak tahu tentang berita saat ini atau mereka sudah berani melawan apapun.
Saya coba mengajak duduk setelah mereka bernyanyi lagu "Ayah Kukirimkan Doa" karya Laoneis Band. Dari lagu tersebut saya teringat bagaimana pengorbanan seorang ayah pada anaknya meski pada hakikatnya lebih mulia ibu. Saya bertanya pada Alan- adik dari Rehan tentang keluarganya.
Ternyata mereka sejak kecil ditinggal oleh ayahnya akibat penceraian antara ibu dan ayah. Mereka sedikitpun tidak tahu wajah asli ayahnya sebab tragedi penceraian tersebut saat masih bayi. Selang beberapa tahun, mereka merantau ke Madura tepatnya di kabupaten Pamekasan lalu mereka ngekos di Pateker. Mereka tinggal bersama ibunya. Dan ibunya menjual martabak di dekat terminal umum Pamekasan.
Ada satu hal yang mengispirasi bagi saya adalah mereka mengamin bukan bermaksud untuk memenuhi kebutuhan makan atau membayar sewa uang kos. Tetapi, mengamin untuk memberikan kado tiket kepulangan ibu ke rumah aslinya di Sidoarjo. Sementara uang terkumpul dari selepas isyak sampai jam 21.00 berkisaran Rp. 42.000.
Jika saya bayangkan biaya transportasi bus dari Pamekasan sampai Surabaya berkisar Rp. 40.000 dan dari Surabaya ke Sidoarjo Rp. 15.000. tentu butuh uang lagi untuk biaya bus mereka bertiga, berbeda lain biaya makan saat perjalanan.
Oleh karena itu, saya berpikir jika semua pengamin belajar pada dua sosok anak kecil berhati malaikat tersebut maka kehidupannya akan bahagia. Rasa sosialisnya terhadap sesama yang tinggi sehingga dapat menciptakan keharmonisan kehidupan, dan menumbuhkan kasih sayang antar sesama manusia.
Pamekasan, 02 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H