Lihat ke Halaman Asli

QayyumNaya

Hanya Penulis

Ulasan Hati

Diperbarui: 30 Juni 2023   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wajahku mulai mengkerut. Seperti buah yang terlalu masak sampai pada akhirnya rusak.


    Begitulah kira-kira keadaan diriku setelah semuanya beres, kamu melupakan ku begitu saja.


    Semula aku tidak percaya dengan buah bibir yang datang dari teman-teman mu yang juga temanku. Mereka mungkin merasa kasihan dengan diriku yang seakan dibuat dengan kepintaran mu menyembunyikan suatu hal yang tidak lazim mereka lihat.


    Pantas saja selama ini, beberapa tahun terakhir setelah terbiasa kamu mengajakku jalan keliling mall, hal itu tidak pernah lagi terjadi bahkan kepindahan mu dari pekerjaan yang setempat denganku ketempat yang lain dengan alasan gaji pokok berbeda ternyata juga adalah alasanmu, mengapa ? Sebohong itu padaku.


    Kamu mengajak beberapa orang dari tempat kerja kita untuk bekerja dikantor yang saat ini kamu bekerja. Mereka meninggalkan tempat kesejukan nya disini, mereka meninggalkan pekerjaannya dengan mengikuti mu.


    Kamu berpura-pura untuk mencari tambahan uang. Mereka yang tidak tahu apa-apa sampai percaya bahwa kamu pasti akan dan bisa merubah keadaan ekonomi mereka. Kepercayaan mereka padamu begitu jelas tergambar dari wajah mereka sebab kamu yang berikan kepercayaan itu. Kamu bangun suatu kebohongan dengan mengatasnamakan persepsi dalam bekerja.


    Karena kamu yang di tokoh kan sampai mereka mau ikut denganmu. Di sanalah awal mula musibah cintaku menimpa batinku sampai keresahan terdalam mulai mengusik setelah adanya bisik-bisik dari mereka.


    Padahal dengan lapang dada aku memberimu izin untuk bekerja ditempat lain. Aku ikhlas, kamu tidak ada disampingku. Aku rela tidak melihatmu satu hari atas alasan logis yang kamu sampaikan padaku untuk bekerja ditempat lain mencari tambahan uang untuk suatu kebiasaan yang sering kamu lakukan "menyenangkan orang lain dengan sedekah mu."


    Aku bahagia untuk hal itu. Tapi kenapa kamu justru lebih cepat mengambil keputusan untuk hidup yang tidak pernah aku lupakan. Pelan tapi jalan, sedikit demi sedikit keberadaan ku dihatimu kamu ganti dengan wanita lain. Wajahku yang selalu ada di dalam matamu mulai ter-campuri oleh wajah wanita lain. Ibarat sayur, keberadaan ku hambar disemua sisi kehidupan mu, Rais.


    Aku sadar diri. Memang benar adanya bahwa aku tidak lah secantik wanita yang kamu cintai. Aku akui itu, Rais !. Tapi kan sebelumnya, aku sudah pernah bilang kalau kamu menginginkan wajah cantik untuk mencintai mu maka wajah seperti itu tidak akan pernah bisa kamu temukan pada wajahku. Kamu lihat sendiri jika wajahku juga pas-pasan. Namun jika ingin mencari cinta yang sejati yang begitu tulus menjaga hati, perasaan dan segala hal yang paling penting adalah bagaimana aku membahagiakan mu maka kamu akan mendapat kan nya dariku.


    Terlepas dari semua aspek yang melekat dalam diriku, ternyata bukan itu yang kamu cari. Bukan ketulusan, bukan kasih sayang yang setia, bukan pula kebahagiaan yang hakiki tapi lebih pada kecantikan fisik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline