Lihat ke Halaman Asli

QayyumNaya

Hanya Penulis

Memperebutkan Wanita Yang Sama

Diperbarui: 21 Juni 2023   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akupun keluar sebentar setelah mendapat kan kebolehan dari Alin tapi bukan untuk berlama-lama.

Keluar ku dari dalam kamar dengan alasan ingin membeli sesuatu sebenarnya adalah suatu proses cinta yang paling penting dalam hidupku. Aku pergi bukan untuk apa-apa namun untuk menemui Rai, aku ingin memberitahu kan padanya bahwa Alin lebih memilih cintaku, diriku, daripada dirinya.

Cinta itu memang tidak bisa dibohongi apalagi setelah melakukan perbuatan hina dan pergi melamar mengatasnamakan cinta, itu adalah kesesatan dalam memahami cinta.

Kubiarkan Alin dikamar sendiri, berbaring sekehendaknya. Semenjak ketika aku ingin keluar dari kamar, aku memandangi sekitar kamar tapi mataku selalu mengarahkan ku kepadanya. Ada magnet yang sungguh luar biasa diatas tempat tidur yang menarik jiwaku untuk menemaninya.

Perasaan itu, mata ini kuajak untuk tetap pada porsinya melihat.

"Jangan melihat berlebihan, Syarif. " Suara jiwa berpesan pada mata yang agak aneh ini.

"Santai saja, begitu aja repot." Akupun membalas sendiri suara itu.

Mungkin jika Alin mendengar suara-suara aneh dari dalam diriku sendiri, sudah pasti, dia akan mengatakan padaku untuk tetap disini menemaninya dalam balutan rasa yang tidak akan pernah terbayangkan.

Lupakan lah !.

Setelah kuajak segala hal, kulihat sekitar kamar, kurasa aman, aku berjalan keluar untuk sebentar saja.

Kubuka pintu kamar seperti membuka hati kebaikan nya Alin. Lalu kukunci pintu kamar dari luar untuk memastikan kalau Alin tidak akan apa-apa didalam jika aku tinggalkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline