Sejak bulan Oktober 2023, Mahasiswa Giat-6 KKN UNNES melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Salah satu titik lokasi yang menjadi tempat kegiatan KKN UNNES yaitu Desa Temon, Simo, Boyolali. Mahasiswa/i KKN UNNES diterima baik oleh masyarakat desa terkhususnya Ibu-Ibu PKK Desa Temon. Hal ini dikarenakan Mahasiswa Giat 6 KKN UNNES turut berperan aktif dalam mendorong kegiatan kemasyarakatan didesa. Salah satu tujuan kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan yaitu melakukan pencegahan stunting melalui pola hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini bekerjasama dengan Ibu-Ibu PKK Desa Temon.
Adapun program pola hidup bersih dan sehat yang dilakukan diantaranya melakukan pengecekan jentik-jentik nyamuk di RT 10 dan RT 11 Desa Temon dan melakukan pemberian makanan tambahan serta pendampingan pada setiap posyandu Desa Temon. Sebelum melakukan pengecekan jentik-jentik nyamuk Mahasiswa Giat-6 KKN UNNES dan Ibu-Ibu Kader PKK diberikan arahan terlebih dahulu oleh Ibu Bidan. Beberapa arahan yang disampaikan yaitu melakukan pengisian kolom pengecekan jentik-jentik dan melakukan penyuluhan secara langsung kepada warga cara mencegah adanya jentik-jentik nyamuk.
Program ini disambut baik oleh warga RT 10 dan RT 11 Desa Temon yang mana diharapkan menjadi upaya awal untuk mengurangi populasi nyamuk di desa terkhusus RT 10 dan RT 11, selain itu diharapkan untuk mencegah adanya warga yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengue. Pengecekan jentik-jentik nyamuk dilaksanakan pada hari Senin, 13 November 2023 yang dilakukan lima Mahasiswa dan lima kader Ibu-Ibu PKK sehingga, terbagi 5 (lima) kelompok yang terdiri dari satu orang mahasiswa dan satu kader PKK.
Program kedua yakni melakukan pendampingan pelaksanaan posyandu yang dibarengi dengan pemberian makanan tambahan bagi balita. Kerja sama antara mahasiswa dengan Ibu-Ibu PKK tetap berlanjut dengan terlibatnya mahasiwa dalam membantu pelaksanaan posyandu. Mahasiswa berperan dalam menghitung berat dan tinggi badan balita. Selain itu mahasiswa memberikan makanan tambahan melalui pembuatan makanan bergizi namun dibentuk menjadi jajanan lokal yang mana bertujuan untuk menarik minat balita untuk memakannya. Misalnya, membetuk daging ayam, nasi, wortel, dan bahan bergizi lainnya yang disatukan menjadi sempolan yang ditemani dengan susu kedelai. Inovasi jajanan lokal yang dibuat dari bahan-bahan bergizi mendapat perhatian positif dari warga-warga Desa Temon. Hal ini diharapkan menjadi suatu kemajuan inovasi supaya anak-anak tidak bosan dengan makanan sehari-hari atau tidak memakan jajanan sembarang yang tidak sehat.
Program ini menjadi awal mula yang baik guna menjalankan pola hidup bersih dan sehat dalam mencegah stunting. Mengapa demikian? Karena stunting dapat terjadi karena kebiasan kita yang kurang baik dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Meskipun kecil kemungkinan DBD menjadi penyebab stunting, akan tetapi penyakit DBD sendiri dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita yang rawan terkena. Kemudian, terciptanya inovasi jajanan lokal dari bahan-bahan bergizin diharapkan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dalam memberikan makanan sehat kepada balita atau anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H