Dewasa ini, di kehidupan modern, kita semacam tergila-gila oleh produktivitas dan efisiensi. Semakin produktif dan semakin efisien seseorang, semakin tinggi value seseorang di mata kita.
Kita jadi terpacu untuk selalu mengerjakan dan menghasilkan sesuatu. Di sisi lain, kita juga memahami bahwa terlalu aktif dapat membuat kita jenuh atau burnout, dan konstan bekerja membuat kita lelah yang dapat berujung pada memperparah stres.
Mau bagaimana lagi? Di satu sisi, ada tekanan konstan untuk menjadi produktif, membuat dan mencapai goals dalam hidup, dan menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktunya. Di sisi lain, kita juga memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga diri, mindfulness, dan menikmati proses.
Akhirnya, kita bertanya-tanya, di manakah batas antara kapan harus berlari kencang dan kapan harus jalan santai.
Jadi, bagaimana kita bisa mencapai keseimbangan antara kedua hal yang tampaknya saling bertentangan ini?
Mentalitas yang berupa berorientasi pada hasil tertanam kuat dalam budaya kita. Tidak tahu bagaimana prosesnya, kita hanya melihat dan mengapresiasi hasil dari perjuangan orang lain. Banyak dari kita kurang menghargai orang yang bertahun-tahun berusaha mati-matian, dan sangat menghargai mereka yang sudah punya sekian milyar di kantongnya.
Dalam mencapai hasil tersebut, kita seringkali kurang mempertimbangkan prosesnya. Sepersekian orang memiliki sumber daya lebih dan privilege, namun kebanyakan orang harus mencapainya dengan melakukan segala hal dan menghabiskan semua waktu untuk mengejar sebagian kecil dari yang mereka dengan sumber daya lebih dan privilege dapatkan dengan relatif lebih mudah.
Dunia menjadi tempat kita hidup yang bergerak serba cepat dan waktu dianggap sebagai sumber daya yang sangat berharga. Kita dibombardir dengan doktrin yang menekankan pentingnya produktivitas, multitasking, dan memaksimalkan hasil dari pekerjaan kita. Semuanya, dengan harapan akan mendatangkan hasil yang dapat diapresiasi oleh diri kita dan diakui oleh orang lain.
Value kita pun jadi dinilai dari apa yang dapat kita kerjakan, seberapa cepat dan baik kita dalam mengeksekusinya, dan seberapa banyak hal yang dapat kita lakukan dan hasilkan dalam kurun waktu tertentu.
Kemudian kita jadi merasa harus selalu sibuk dan mencapai banyak hal dalam hidup.