Lihat ke Halaman Asli

Qanita Zulkarnain

Magister Psikologi

Terbaik Tidak Harus Sempurna, Hindari Pola Asuh Perfeksionis

Diperbarui: 13 Maret 2023   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Anak-anak. (Sumber: Caleb Woods on Unsplash)

Menginginkan keunggulan adalah tujuan yang sangat baik. Secara alamiah, orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka.

Namun, ketika tujuan ini dikejar dengan pola pengasuhan perfeksionisme (perfectionism parenting), konsekuensinya bisa merusak banyak hal, mulai dari kesehatan mental anak sampai hubungan dalam keluarga.

Anak-anak dari orang tua perfeksionis mengalami kecemasan, depresi, rendah diri, dan dampak negatif lainnya pada kesehatan mental dan prestasi akademik mereka. 

Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana berjuang untuk keunggulan tanpa jatuh ke dalam perangkap pengasuhan perfeksionis.

Pola asuh perfeksionis telah menjadi objek kajian dari banyak penelitian dan artikel di bidang psikologi. Pola asuh perfeksionis mengacu pada gaya pengasuhan yang ditandai dengan tekanan yang tinggi untuk mencapai sesuatu, sangat kritis terhadap kesalahan, dan penekanan pada validasi keberhasilan eksternal. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa pola asuh yang perfeksionis dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional anak-anak dan dapat menyebabkan tingkat kecemasan, depresi, dan kritik diri yang lebih tinggi.

Satu studi menemukan bahwa anak-anak dari orang tua perfeksionis lebih cenderung memiliki gejala kecemasan dan depresi daripada anak-anak dari orang tua yang tidak perfeksionis. 

Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak dari orang tua yang perfeksionis lebih cenderung mengalami tekanan untuk berhasil, memiliki orang tua yang terlalu kritis, dan memiliki evaluasi diri yang negatif.

Studi lain menemukan bahwa pola asuh perfeksionis dapat menyebabkan hasil negatif bahkan ketika anak-anak memenuhi harapan orang tua mereka. Studi tersebut menemukan bahwa anak-anak dari orang tua perfeksionis yang memenuhi harapan orang tuanya masih mengalami kritik diri tingkat tinggi dan lebih cenderung memiliki gejala kecemasan dan depresi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pola asuh yang perfeksionis dapat berdampak pada hubungan keluarga. Satu studi menemukan bahwa pola asuh perfeksionis dikaitkan dengan tingkat konflik yang lebih tinggi antara orang tua dan anak-anak dan tingkat kehangatan dan kedekatan yang lebih rendah dalam hubungan orang tua-anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline