Lihat ke Halaman Asli

SBY, Jenderal Pengawal Demokrasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Presiden SBY sebentar lagi akan mengakhiri masa tugasnya sebagai presiden republik Indonesia. Dua periode yang diamanahkan kepundaknya adalah prestasi luar biasa jika dibandingkan dengan presiden presiden sebelumnya. Jika ditarik kebelakang secara historis, maka Presiden SBY merupakan satu satunya presiden yang berhasil menjalankan masa tugasnya tanpa diturunkan ditengah tengah masa kepemimpinannya.

Soekarno, seperti kita ketahui harus diturunkan akibat skandal G 30 S PKI tahun 1965, Soeharto naik menjadi Presiden tahun 1966 sampai era tahun 1998 yang dikenal dengan masa orde baru. Situasi orde baru yang anti kritik dan kebebasan berdemokrasi yang dikungkung, melahirkan gerakan reformasi dengan agenda utama TURUNKAN SOEHARTO, dan akhirnya berhasil. Habibie yang naik menggantikan Soeharto justru tak lebih baik, opsi referendumnya ke provinsi ke 27, Timor Timur justru menjadi bom waktu bagi MPR untuk melengserkan dirinya dan laporan pertanggung jawabannya di tolak di parleme. Abdurrahman wahid yang naik tahta menggantikan habibie, justru membuat banyak blunder yang mengakibatkan beberapa menterinya saat itu termausk Yusril dan SBY dipecat karena tidak sepaham dengan presiden, Gus dur juga mengeluarkan dekrit yang membubarkan MPR, aksi konyol ini tidak mendapat dukungan dari MPR dan rakyat yang akhirnya Gusdur harus mengucapkan 'sayonara'. Begitupun juga dengan Megawati yang harus terhenti dimasa periode. Dan SBY naik menggantikan megawati lewat pemilihan umum langsung untuk pertama kalinya pada tahun 2004, dan SBY mengulang kemenangannya pada pemilu 2009.

Karir militer SBY boleh dibilang kinclong, pangkat terakhirnya sebelum pensiun adalah 4 bintang dipundaknya, sudah tak terhitung jabatan jabatan dlingkungan militer yang dijabatnya, jabatan terakhir di kemiliteran adalah Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dan diangkat menjadi menkopolhukam dizaman megawati. Di era kepemimpinan SBY, kran demokrasi bergulir dengan cepatnya, akulturasi politik di tanah air belum stabil, lawan lawa politik SBY terus saja menjegal kebijakannya. Tetapi Pemerintahan SBY bisa menetralkan semua itu dengan aksi santun yakni kerja, kerja dan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang mendekati 6 % menjadi bukti bahwa pemerintahan SBY bekerja. Diera SBY lah media dengan leluasa mengumbar 'syahwatnya', maka sangat tepatlah apa yang dikatakan SBY di Hari Pers Nasional bahwa pers sudha menjadi musuh SBY. Catatan manis berhasil diraih SBY dengan meraih penghargaan 'Sahabat Pers" dari dewan pers. Mengagumkan untuk seorang Jenderal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline