Lihat ke Halaman Asli

Fitria Mustikawati

Fitria Mustikawati

Dia, Pelipur Lara Kami

Diperbarui: 27 April 2022   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tahun 2022 menjadi tahun yang cukup istimewa bagi kami. ''Ibu, lihat Lula bikin apa tadi di sekolah'', ujar Lula dengan semangat. Lula adalah putri kedua kami yang berumur 4 tahun. Sedari lahir, ia sudah melihat kakak kandungnya yang berbeda, yang teramat istimewa. Alhamdulillah, hingga saat ini Lula tidak pernah malu untuk menggandeng tangan Nindy, kakaknya yang mengalami gangguan autisme. Di rumah mereka selalu bermain berdua, tak pernah terpisahkan. Walaupun baru satu bulan sekolah, yang saya lihat Lula dapat segera berbaur dengan teman sebayanya. Belajar, bermain bersama bahkan mengikuti kompetisi seperti lomba mewarnai, Alhamdulillah Lula keluar sebagai pemenang. Begitupun ketika Lula mengikuti lomba mewarnai saat Pesantren Kilat minggu kemarin, ia keluar sebagai juara. Alhamdulillah.

Delapan tahun menjadi orang tua dan Lula sebagai putri kedua kami, baru kali ini dapat merasakan kebanggaan yang mungkin sama  dengan orang tua lainnya. Teringat dua tahun lalu, saat Nindy mengikuti terapi setiap hari Senin hingga Jum'at (seperti sekolah) bukan hal ini yang kami dapat melainkan rasa stres dan setumpuk peer terapi untuk diulang kembali di rumah. Alhamdulillah, walaupun begitu rasa syukur selalu kami rasakan dengan perbedaan tersebut.  

Sebetulnya, ini bukan pertama kali Nindy sering ditinggal oleh Lula, karena November 2021 Lula  sudah bergabung dengan komunitas base ball yang mana mengharuskan ia keluar rumah tanpa didampingi kakaknya. Walaupun terkadang Nindy pun turut mengantar Lula untuk latihan base ball. Terlihat kesepian menghampiri Nindy, saat Lula tidak berada di rumah bersamanya. Namun saya coba bermain dan memberikan kasih sayang lebih, alhasil Nindy sering gelendotan pada saya walaupun usianya sudah menginjak delapan tahun. 

Kami percaya tidak ada makhluk gagal ciptaan Allah Swt. Di amanahi anak autis membuat kami selalu bersyukur dengan segala perkembangan yang dilalui putri pertama kami. Di amanahi putri kedua yang sehat menjadikan kami selalu belajar akan kesabaran, karena semenjak Lula lahir ia memiliki beban yang cukup berat untuk kehidupannya nanti yang harus merawat kakak kandungnya bahkan hingga memiliki keluarga sendiri.  Sedari kecil Lula sudah benar-benar bersabar mendampingi Nindy. Semakin ia besar, semakin banyak pertanyaan ada apa yang terjadi dengan kakaknya? Autis itu apa? Tugas kami sebagai orang tua yang harus memberikan pemahaman sesederhana mungkin untuknya agar mudah dimengerti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline