Alhamdulillah, puji syukur hari ini tiga puluh tiga tahun yang lalu saya dilahirkan ke dunia. Sudah lama sekali saya tidak merayakan hari lahir ini. Ternyata bukan sesuatu yang harus dirayakan, namun bertafakur diri. Bertambah usia, maka semakin berkurang jatah hidup di dunia. Entah kapan hari itu datang, ketika malaikat maut datang menjemput. Berusaha menanam benih, menyiapkan bekal untuk kehidupan yang sebenarnya di akhirat nanti. Berusaha memperbaiki hidup untuk menjadi anak, istri dan ibu yang baik serta bermanfaat untuk orang banyak.
Dimata kedua orang tua, mungkin saya tetap menjadi putri kecilnya yang tetap manja. Jujur, terkadang saya pun ingat dan rindu kenangan masa kecil saya bersama kedua orang tua juga orang terdekat yang turut menemani. Semua hanyalah kenangan, tak bisa terulang kembali. Namun ketika saya beranjak dewasa dan memutuskan untuk menikah dengan laki-laki pilihan saya, saya bukan lagi gadis kecil mereka. Menikah untuk beribadah. Saya harus patuh terhadap suami untuk membangun rumah tangga yang diridhoi Allah Swt.
Menjadi seorang ibu merupakan anugerah terindah bagi saya. Kelahiran putri pertama menjadi pelengkap kehidupan rumah tangga kami dan kelahiran putri kedua di empat tahun pernikahan menjadi pelipur lara kami semenjak putri pertama kami didiagnosa memiliki gangguan autisme.
Mungkin adik dan teman-teman sudah tahu bagaimana sikap saya dahulu, betapa centil dan pecicilannya saya. Namun, menjadi seorang ibu bisa membuat saya untuk belajar lebih dewasa dan cara pandang hidup saya pun berubah. Keegoisan saya dihilangkan. Hal yang sama juga dirasakan oleh suami. Di tahun ke delapan usia pernikahan, kami berusaha menjadi orang tua yang baik untuk kedua putri kami.
Terima kasih kepada suami yang telah bersabar dan selalu membimbing saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kita dapat mendampingi anak-anak dengan curahan kasih sayang untuk mereka. Bersyukur, saat ini banyak sekali orang yang sayang kepada kami. Di saat kami terpuruk, kami yakin kekuatan do'a kedua orang tua serta saudara terdekat selalu mengalir untuk kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H