Lihat ke Halaman Asli

Bersikap Waspada, dengan Menggunakan Nalar yang Cerdas dan Arif

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12971532771447570400

Setelah beberapa saat mencermati tulisan2 di KOMPASIANA, Q tergerak untuk mencoba kembali menulis. Q tahu, Q masih newbie didunia tulis menulis, apalagi di forum sekelas KOMPASIANA ini. Q perhatikan, banyak tulisan2 di KOMPASIANA (dan juga comment2 nya) ini yg cenderung mendiskreditkan pemerintah, cenderung mempertajam perbedaan (agama, suku bangsa, dll) dan terkadang membesar-besarkan sesuatu demi sensasi dan rating semata. Ada juga tulisan2 di KOMPASIANA ini yg mencerahkan, informative dan kadang2 konyol (dalam arti menghibur/buat tertawa). Tampaknya pun sudah ada upaya dari ADMIN untuk melakukan penertiban dan pengidentifikasian kompasioner2. Patut diapresisasi apa yg sudah ADMIN coba lakukan, meski Q sendiri merasa kurang sreg. Sebelumnya, Q coba menjelaskan sedikit (sekali) latar belakang diri Q. Q adalah sosok pemerhati masalah2 yg ada dalam masyarakat dan mencoba sekali-kali untuk melakukan analisa (akademik & non akademik). Q diberi tanggung jawab untuk melakukan pencermatan secara detail dan mendalam terhadap suatu issue. Pencermatan yg Q lakukan dilakukan juga oleh beberapa rekan Q dengan menggunakan pisau analisis yg berbeda pula, tetapi Q tidak saling kenal dan tidak saling tahu dengan rekan2 Q ini. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran utuh dan komprehensif terhadap sesuatu issue yg menjadi perhatian dalam masyarakat. Adapun yg menjadi catatan Q selama ini, yang menjadi trending topic di kompasiana adalah hal-hal yg dipopulerkan melalui media massa (terutama TV). Ketika TV banyak memberitakan tentang GAYUS, banyak tulisan2 di Kompasiana ini yg bertemakan GAYUS dengan menggunakan judul2 yg bombastis. Ketika kematian AM "naik cetak", begitupun tulisan2 di Kompasiana latah. Hal ini tidak menjadi masalah, ketika tulisan2 tersebut sifatnya hanya bersifat informative. Menjadi masalah, ketika tulisan2 tersebut seolah-olah adalah hasil analisis dan merepresentasikan ide keseluruhan masyarakat, padahal tidak lebih hanya karangan, khayalan dan imajinasi si penulis saja, yg tentunya punya maksud dan tujuan tertentu. Sudah pasti, tulisan macam inilah yg menjadi concern Q. Ambil contoh 1: kasus GAYUS. Celotehan GAYUS mengenai keterlibatan CIA dalam kasusnya ini, menurut Q adalah suatu hal yg menggelikan. Hanya karena paspor palsu, dia mengait-ngaitkan dengan CIA. Kenapa menurut Q menggelikan? Karena...uang saja banyak yg dipalsukan, apalagi paspor! Ini adalah murni perbuatan criminal. Lalu kenapa kira2 GAYUS berceloteh mengenai CIA?! Tidak lain tidak bukan karena ia hanya ingin mengaburkan inti permasalahan yg sedang terjadi. Itulah yg terjadi! Tapi apa yg terjadi di Kompasiana? Banyak tulisan "nglantur" ngalor ngidul gak karuan. Contoh 2: kasus naik gaji SBY. Pidato SBY dalam acara RAPIM TNI-POLRI mendapat perhatian yg luar biasa besar dari public. Bukan karena subtansi yg menjadi pokok bahasan dalam rapim tersebut, melainkan karena SBY tiba2 bercerita mengenai gajinya yg telah bertahun-tahun tidak mengalami kenaikan. Secara tiba2 kemudian pers memlintirkan sedemikian rupa sehingga SBY kemudian menjadi bulan-bulanan tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga didunia maya. Sederhananya, bila SBY memang benar ingin menaikkan gajinya, apakah forum rapim TNI-POLRI tersebut adalah forum yg tepat?! Jika kita melakukan perbandingan, mengapa ketika DPR hendak menaikkan gaji dan tunjangannya (dalam forum yg tepat dan resmi pula!), respons masyarakat tidak seperti ketika kasus SBY ini?? Dengan mudah kita dapat mengetahui adanya issue2 tertentu yg sengaja diproduksi oleh pihak2 tertentu untuk tujuan2 tertentu, yg Q yakini dengan sebenar-benarnya yakin bahwa tujuannya adalah semata-mata perebutan kekuasaan. Bila pada kasus SBY ini, anggota DPR secara langsung mengadakan gerakan "koin untuk SBY", lalu mengapa dengan DPR yg minta naik gaji dan tunjangan, tidak dilakukan gerakan "koin untuk DPR"? Secara pribadi, saya lebih setuju dengan "gerakan koin untuk DPR". Mungkin itulah hasil studi banding kode etik ke Yunani ya?? Contoh 3: kematian anggota DPR dan actor ganteng, AM. Tampaknya kematian tiba2 AM mendapat sorotan luas dalam masyarakat. AM selama ini dikenal sebagai actor ganteng yang kemudian banting setir menjadi politisi. Kematiannya tiba2 ditengarai karena diracun. Lelucon apalagi ini? Apakah kompasioner sekalian yakin ini bukan berita hoax belaka? Apa dasarnya kematian AM karena diracun? Tampaknya masyarakat sudah semakin bingung membedakan mana yg sinetron dan mana yg kehidupan nyata. Tampaknya media TV ikut berperan dalam membentuk karakter dan mental masyarakat melalui tayangan2nya. Hanya karena AM adalah actor sinetron, maka ceritanya pun dibuat sedramatis mungkin. Luar biasa!! Contoh 4: ISLAM vs KRISTEN. Q secara pribadi sangat antusias terhadap tingginya semangat keberagamaan para kompasioner sekalian. Jangan lupa, dalam semangat keberagamaan tersebut, jangan sampai saling menyakiti hati antar pemeluk agama. Kegelisahan kompasioner sekalian dapat disalurkan secara lebih beradab dan lebih terarah jika disalurkan pada pihak2 yg kompeten. Q perhatikan, kegelisahan dalam bidang agama ini memiliki potensi destruktif yg sangat besar. Jika salah penanganan, akan membawa kehancuran yg tidak dapat dinilai, sangat merusak persatuan, kesatuan, persaudaraan dan bahkan berpotensi untuk terjebak dalam lingkaran konflik kekerasan dan separatisme. Apakah itu yg kita mau? Masih kurangkah konflik yg mendera kita selama ini? Sadarkah kompasioner2 sekalian jika dinamika yg terjadi pada forum Kompasiana ini (dan bahkan forum2 lainnya yg sejenis) juga dipantau oleh pihak asing? Pihak yg tidak menginginkan bangsa ini tumbuh besar dan jaya? Mari Kompasioner sekalian tunjukkan kedewasaan dan kecerdasan yg selama ini "hilang". Tunjukkan bahwa Kompasiana adalah forum yg berbeda dengan forum2 lain sejenis yg hanya mengumbar nafsu untuk menyerang, menyakiti dan menista pihak lain. Q hanya bermaksud untuk menghimbau kepada kompasioner untuk secara bersama-sama kita menghimpun potensi kita, bersama-sama kita menghimpun energi kita dan kecerdasan kita untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Jangan kita menelan mentah-mentah berbagai informasi yg beredar luas, terutama di forum Kompasiana yg kita cintai bersama ini. Setiap KOMPASIONER sejati pasti akan membuat tulisan yg bertanggung jawab, tulisan yg mencerdaskan dan tulisan yg menghibur. Semoga kita semua diberi kedewasaan, diberi kecerdasan (social dan akademis) yg cukup untuk berdinamika dalam forum KOMPASIANA yg kita cintai ini.

TERIMA KASIH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline