Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Raya Indonesia Jaya

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12957125541297099815

Mari Kawan... Sejenak, mari kita hentikan kegiatan kita...mari bersama-sama kita mencoba mencerna ulang kata INDONESIA. Sebuah kata yg mempersatukan kita dibawah naungan MERAH-PUTIH dan PANCASILA. Sebuah kata yg bermakna perjalanan sejarah dua ratusan juta lebih manusia di kawasan NUSANTARA dan telah bermetamorfosa dalam waktu kurang dari 100 tahun dalam suatu ide bernama ... INDONESIA. Tidak ada satupun diantara kita dapat merasa lebih berhak dalam menggunakan kata INDONESIA, kita semua sama di mata perjalanan sejarah itu. Tidak ada yang lebih INDONESIA dari yang satu dengan yang lainnya. INDONESIA milik orang Aceh, Batak, Padang, Jawa, Sunda, Dayak, dll. INDONESIA milik orang Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll. Dari ciri-ciri fisik yang kita miliki dari ujung Nangroe Atjeh Darussalam hingga ujung Papua kita dapat segera mengenali perbedaan-perbedaan. Dari agama hingga cara pandang hidup kita terikat pada keyakinan-keyakinan yang berbeda pula. Menjadi berbeda adalah fitrah. Bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut?? Dengan konflik? Dengan tawuran? Dengan saling menghujat dan membunuh?? Apakah kita hendak melawan fitrah kita untuk berbeda? Apabila kita terus-menerus menetapi keadaan yang berbeda tersebut dengan kecurigaan dan permusuhan, tentunya harapan untuk memelihara kelangsungan INDONESIA akan semakin tipis dari waktu ke waktu. KITA PERLU SADAR, BAHWA KITA MEMANG BERBEDA!! Berbeda namun tetap berada dalam naungan INDONESIA RAYA! Kita perlu membentuk karakter kita sebagai sebuah bangsa yang disatukan oleh perbedaan tersebut! Ada satu kesamaan kita dalam berbagai perbedaan tersebut, yakni keyakinannya pada Kekuatan Yang Maha Kuasa, sehingga tidak mengherankan apabila kita senantiasa rajin berdoa dan menyandarkan perjalanan hidup kita dalam lindungan dan pertolongan Yang Maha Kuasa. Apapun agama kita, sebagai orang INDONESIA, ikatan keyakinan untuk bersikap pasrah pada Kehendak Yang Maha Kuasa adalah sangat kuat. Dalam kaitan ini, keyakinan kita untuk ber-Tuhan jelas akan membedakan kita dari kaum penyembah nafsu serta kekebasan tanpa batas. Namun sayangnya ketika kita berTuhan, kitapun mulai melupakan jati diri kemanusiaan yang terbatas dalam berbagai pemahaman misteri dunia. Kita cenderung menutup keyakinan kita dalam fanatisme yang melukai keyakinan sesama saudara kita, sehingga terasa ada perpecahan dalam persaudaraan INDONESIA itu. Seyogyanya sikap kita dalam berke-Tuhan-an tersebut dapat diibaratkan perlindungan kita dari marabahaya dengan sikap welas asih, dan bukannya mewujudkan keadaan konflik yang disebabkan oleh sifat saling mengancam... INDONESIA adalah perpaduan dari keanekaragaman suku bangsa dengan budaya, keyakinan, cara pandang serta dinamika sosial yang berbeda. Perbedaan tersebut telah dirangkum dalam suatu ikatan bathin kesatuan pandangan (ingat bukan kesatuan yang dipaksakan !). Kesatuan pandangan tersebut menciptakan rasa persatuan yang melahirkan jiwa gotong royong dalam masyarakat kita (ingat bukan persatuan nasional yang menindas kebebasan rakyat !). Modal tersebut adalah lembaran atau landasan awal yang menjiwai langkah kita selanjutnya sebagai Bangsa INDONESIA. Perwujudan INDONESIA yang kita cita-citakan bersama adalah suatu keadaan sosial-ekonomi yang makmur dan merata, sehingga secara sosial akan dirasakan adil oleh rakyat yang hidup di kawasan NUSANTARA. Teramatlah sulit untuk menciptakan masyarakat yang 100% merata dalam kehidupan sosial-ekonominya. Namun dengan adanya kecukupan dalam kehidupan sosial-ekonomi sesuai dengan "harapan" rakyat, akan tercipta rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga rasa keadilan pun akan lahir, walaupun kenyataan sosial akan menunjukkan masih adanya perbedaan tingkat kesejahteraan.

Negara dibentuk karena ada kesepakatan dan keyakinan dari seluruh elemen rakyat INDONESIA bahwa ada banyak urusan-urusan yang harus dikerjakan secara serius oleh organisasi bernama negara untuk kepentingan rakyat. Pada masa lampau kita sering mendengar dongengan sejarah tentang Raja yang Bijaksana dan Ratu yang Adil, sehingga tercapai kesejahteraan dimana negara dan rakyat dalam keadaan gemah ripah loh jinawi. Sesungguhnya, maknanya bukan pada kekayaan alam belaka, melainkan justru pada kekuatan luar biasa dari jumlah penduduk yang besar. Kita sering melupakan potensi dari kurang lebih 250 juta orang INDONESIA dengan hanya terpaku pada persoalan-persoalan yang kita hadapi. Seandainya seluruh penduduk dalam usia produktif secara bersama-sama melangkah dalam upaya-upaya perbaikan Bangsa dan Negara, tentunya kita tidak akan gentar menghadapi perubahan zaman. Bahkan justru Bangsa INDONESIA yang turut menentukan perubahan zaman.

Adalah menjadi tugas negara untuk memuluskan langkah-langkah transformasi Bangsa INDONESIA menjadi bangsa yang mandiri, kuat dan modern sekaligus tetap dibimbing oleh kuasa Tuhan. Membangun sistem yang memberikan ruang untuk pembangunan karakter bangsa yang dapat terkoreksi satu dengan yang lainnya juga menjadi tantangan yang berat. Beratnya masalah bangsa kita tidak terlepas dari sikap mentalitas kita sendiri yang penakut, cepat marah, kurang kreatif, agak pemalas, cepat puas, serta kurang tekun dalam memperbaiki sesuatu secara bertahap serta sikap sombong manakala berada di atas kejayaan.

Sekarang...bagaimana dengan cara pandang kita mengenai INDONESIA?? Sudah INDONESIA-kah kita? Mari kita memaknai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan menggunakan kacamata INDONESIA ...

Terima kasih Q ucapkan untuk SW...MERAH PUTIH SEJATI!

TERIMA KASIH.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline