Mungkin biasa bagi kita saat mendengar ada hewan dan tanaman beracun yang bisa berakibat fatal pada manusia. Namun, apa yang ada di pikiranmu jika mendengar bahwa ada buku beracun yang bisa membunuh orang?
Walaupun terkesan seperti hal yang hanya muncul di buku dongeng fantasi, tapi buku-buku ini benar-benar ada di dunia.
Pada tahun 2019, seorang bernama Melissa Tedone menemukan beberapa buku beracun yang dibuat pada abad 19. Melissa adalah seorang kepala laboratorium untuk konservasi bahan pustaka di Winterthur Museum yang juga pakar memperbaiki buku-buku tua. Ia saat itu berusaha memperbaiki sebuah buku berjudul Rustic Adornments for Homes and Taste yang terbit tahun 1857.
Buku Rustic Adornments for Homes and Taste memiliki sampul berwarna hijau terang dengan banyak cap emas. Namun, kondisi buku ini begitu buruk hingga harus diperbaiki. Saat memperbaiki buku, Melissa menemukan lapisan luar sampul begitu gampang mengelupas. Melissa kemudian menyadari bahwa itu bukanlah sampul, tetapi lapisan luar buku yang bercampur dengan pigmen hijau.
Pigmen hijau ini kemudian diperiksa dengan menggunakan teknologi x-ray. Secara mengejutkan, tembaga dan racun arsenik ditemukan dalam pigmen hijau yang kemudian di-idetifikasi sebagai warna emerald green atau hijau zamrud.
Ya, racun arsenik yang mematikan ditemukan di sampul buku berusia 162 tahun.
Se-mematikan apa sih racun arsenik?
Racun arsenik merupakan racun yang mematikan. Dari Alodokter, racun arsenik adalah arsenik buatan atau arsenik anorganik, yang umumnya digunakan untuk keperluan pertambangan, termasuk tambang batu bara dan peleburan tembaga. Sulit terdeteksi lantaran tidak berbau, berwarna, dan tidak memiliki rasa ketika tertelan, menjadikan racun arsenik sangat berbahaya.
Walaupun kemungkinan kecil hanya memberikan bahaya minor, tapi racun arsenik di sampul ini bisa berbahaya bagi siapapun yang menanganinya.
Betul, pustakawan dan peneliti menjadi orang dengan resiko tertinggi terkena racun arsenik dari buku.