Lihat ke Halaman Asli

Putri Wulandari

TERVERIFIKASI

English Tutor | Freelance Content Writer

"Catastrophic Thinking", Kebiasaan Memikirkan Skenario Terburuk yang Berakibat Sangat Buruk

Diperbarui: 25 Oktober 2022   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi memikirikan keadaan buruk. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Siapa yang sering memikirkan kemungkinan atau skenario terburuk tentang suatu hal? Bahkan sesuatu hal yang sangat sepele?

Misalnya nih, di keadaan baik baik saja, kamu tiba-tiba memikirkan kemungkinan terburuk tentang pasangan

"Gimana kalau pasangan aku tiba-tiba ninggalin aku? Gimana kalau kita nggak bersama lagi? Gimana kalau dia meningggal duluan terus aku nggak bisa nemuin pasangan yang kaya dia? Gimana kalau aku yang meninggal duluan? Apa dia bisa move on? dll"

Atau misalnya saat hari pertama masuk kerja. Kita biasanya akan memikirkan banyak hal, mulai  dresscode, barang apa saja yang harus dibawa, timeline, dan lain lain. Tetapi ada pula yang berpikiran tentang banyak hal buruk.

"Bagaimana kalau bajunya tidak sesuai? Bagaimana kalau terlambat? Bagaimana kalau melakukan hal yang salah? Bagaimana kalau tidak diterima oleh atasan dan kolega?"

Logikanya, hal ini tidak perlu dipikirkan secara berlebihan karena memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Namun, isi kepala terkadang tetap memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk tersebut yang menyebabkan efek buruk seperti insomnia hingga kecemasan.

Walaupun kelihatan seperti hal yang biasa dipikirkan saat ini, selalu memikirkan skenario terburuk juga termasuk catastrophic thingking loh.

Catastrophic Thinking disebut juga dengan cara berpikir 'distorsi kognitif'. Seseorang dengan  cara berpikir ini akan melihat hasil skenario terburuk dari suatu peristiwa dan memutuskan bahwa jika skenario tersebut terjadi, akan terjadi bencana besar untuk dirinya. 

Bagi orang dengan catastrophic thinking, efek domino dari skenario terburuk ini akan sangat berpengaruh pada masa depan.

Catastrophizing disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, ambiguitas. Misalnya,saat ada orang mengirimkan pesan berisi kata-kata "ada yang harus kita bicarakan." Secara tidak langsung, otak akan memikirkan kemungkinan buruk terlebih dahulu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline