Lihat ke Halaman Asli

Putri Wulandari

TERVERIFIKASI

English Tutor | Freelance Content Writer

Baca Buku Non-Fiksi? Jangan Cuman Buat Pamer Aja!

Diperbarui: 9 Agustus 2022   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpukan buku (sumber: Kompas.com)

Buku adalah jendela dunia

Seperti kata-kata di atas, buku adalah rangkuman isi dunia yang bisa kita nikmati dimana dan kapan saja. Kita dengan mudah mempelajari sesuatu secara tidak langsung melalui sebuah buku.

Secara umum, ada dua jenis buku, buku fiksi dan non-fiksi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku non fiksi adalah buku yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya). Buku non fiksi juga terkadang berisi pandangan atau pendapat penulis terhadap suatu topik.

Nah, dengan membaca buku non-fiksi, kita bisa mengisi waktu luang sekaligus menambah wawasan. Sayangnya, buku non-fiksi identik dengan sesuatu yang serius dan membosankan. Padahal, apabila kita memiliki kiat-kiat yang sesuai, buku non-fiksi bisa se-menarik dan se-seru buku fiksi.

Tips Baca Buku Non-Fiksi Anti-Boring

Berikut adalah tips membaca buku non fiksi dari akun Instagram @hatescarrot yang dijamin anti membosankan

  • Berhati-hati dalam memilih buku yang sesuai untuk kebutuhan

Pada dasarnya, buku non-fiksi dibuat bukan berdasarkan imajinasi. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa isi buku-buku tersebut memiliki topik yang lebih serius dan beragam. Jadi, kita harus pintar-pintar dalam memilih buku non fiksi yang akan dibaca.

Pertama-tama, kamu bisa memilih buku sesuai dengan bidang yang ingin kamu kembangkan. Misalnya, tentang karir, self-love, hubungan, finance, dll. Atau kamu bisa memilih buku sesuai topik yang membuat kamu tertarik. Misalnya tentang sejarah, kesehatan mental, sains, dll.

  • Jangan baca buku karena fomo!

Buku karya Mark Manson (sumber: Gramedia.com)

Fomo adalah singkatan dari fear of missing out, atau rasa takut merasa "tertinggal" karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Misalnya ada suatu buku yang lagi hype dan banyak dibaca sama orang-orang, terus kamu merasa harus membaca buku itu hanya karena takut nggak tau isi buku yang orang banyak baca. 

Sebenarnya bagus sih, selalu up-to-date sama apa yang lagi happening, tapi juga harus disesuaikan dengan budget dan kebutuhan tentunya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline