Dua kali berturut-turut kita harus menyambut Hari Kemerdekaan dalam suasana tidak merdeka (baca: tidak bebas). Pembatasan-pembatasan aktivitas dan kewajiban menerapkan protokol kesehatan membuat banyak orang di negeri ini tidak bisa menikmati gegap gempita perayaan Hari Kemerdekaan seperti tahun-tahun lampau.
Setiap perayaan Hari Kemerdekaan dalam bentuk apapun tentulah dimaksudkan untuk membangkitkan atau merawat semangat nasionalisme. Kali ini upaya itu akan berlangsung kurang meriah, tetapi justru di masa ini kita memiliki kesempatan paling nyata untuk menyuburkan semangat tersebut.
Nasionalisme yang dimaksud di sini tentu bukanlah dalam bentuk patriotisme sebagaimana ditunjukkan oleh para pahlawan kemerdekaan yang rela mengorbankan nyawa demi negeri tercinta ini.
Nasionalisme di era pembangunan, terlebih di masa pandemi ini, lebih bermakna kalau kita arahkan menjadi semangat solidaritas sosial dan kita selalu merdeka melakukannya.
Dengan pergerakan terbatas sekalipun, selalu ada peluang untuk bisa melakukan kebaikan-kebaikan kecil tetapi bermakna secara sosial di masa sulit ini, misalnya menyediakan satu bungkus nasi untuk mengurangi pengeluaran makan siang buruh kasar yang mungkin hanya mendapat jatah kerja beberapa kali seminggu sehingga pendapatannya praktis berkurang.
Bahkan dengan tetap tinggal di rumah, kita tetap bisa berbuat baik seperti memberi tip sedikit lebih besar dari biasanya kepada driver online yang mengantarkan pesanan kita karena omzetnya pasti berkurang karena order yang sepi.
Kebaikan-kebaikan kecil jika dilakukan bersama dalam semangat solidaritas sosial di masa sulit ini akan berdampak besar membantu negeri ini untuk segera pulih dari berbagai kesulitan akibat rongrongan pandemi Covid-19.
Bagaimanapun, negara tidak mungkin mampu untuk menjangkau semua warga yang sangat rentan secara sosio-ekonomi di masa pandemi ini. Maka momentum Hari Kemerdekaan semestinya dapat lebih menggelorakan semangat solidaritas sosial sebagai wujud kokrit dari nasionalisme.
Meredam Ego
Umumnya, semangat nasionalisme masayarakat meninggi ketika muncul musuh bersama yang mecoba merongrong kemerdekaan atau kedaulatan sebuah negara.