Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Politik Sang Demokrat, Refleksi Akhir Tahun

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari sudut pandang politik, tahun 2014 pantas kita renungi dengan rasa bangga dan syukur karena kita dapat melalui dengan baik tahun politik yang penuh tegangan dalam proses suksesi kepemimpinan nasional secara demokratis. Memang ada riak-riak ketidaksepahaman dan perbedaan sudut pandang di antara para pelaku politik tentang berbagai isu dan topik, tapi perbedan-perbedaan itu disalurkan dalam bentuk-bentuk yang masih wajar dan proporsional dalam kerangka hidup berdemokrasi. Menurut hemat saya, dinamika politik di negeri ini sepanjang tahun 2014 memberi pendidikan politik yang sangat berharga bagi semua rakyat Indonesia. Kita dapat melihat tingginya animo masyarakat untuk berperan aktif menggunakan hak politiknya dan terlibat aktif mengawal pelaksanaan Pemilu yang lalu dan penyelesaian sengketa hasil Pemilu terutama di Mahkamah Konstitusi.

Semua tokoh dan partai politik mempunyai andil dalam pendidikan politik tersebut. Pada kesempatan ini saya tertarik mengulas secara singkat 3 peristiwa penting yang memberi pendidikan politik bagi Rakyat Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari peran SBY.

Konvensi

Konvensi Partai Demokrat merupakan salah satu topik politik yang hangat diperbincangkan memasuki tahun 2014 kendati pelaksanaan Konvensi tersebut telah dimulai menjelang akhir tahun 2013. Hajatan tersebut dapat dilihat sebagai sebuah upaya memperkenalkan dan mensosialisasikan secara lebih luas kepada rakyat sebuah metode rekrutmen politik yang lebih demokratis. Melalui lembaga survey, rakyat dilibatkan dalam proses rekrutmen politik. Dengan demikian rakyat diberi pendidikan tentang pentingnya sistem meritokrasi populis dalam kehidupan berdemokrasi untuk meminimalisir campur tangan kekuasaan dan dominasi kekuatan finansial dan proses rekrutmen politik.

Terlepas dari hasil akhir yang diperoleh, kita mesti jujur mengakui, pelaksanaan Konvensi Demokrat telah memperkenalkan secara lebih luas dan membuka wawasan baru rakyat tentang mentode seleksi kepemimpinan di luar metode yang selama ini sudah jamak kita lakukan.

Pemilu 2014

Persiapan-persiapan yang dilakukan pemerintah menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 diwarnai oleh berbagai isu politik yang agak menegangkan karena sengitnya persaingan dan kompetisi memperebutkan kursi kepemimpinan negeri ini. Di samping itu, media, pengamat dan berbagai elemen masyarakat masih menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam persiapan perangkat-perangkat Pemilu. Pemerintah didorong bekerja lebih keras, dan hasilnya, kita dapat melaksanakan Pemilu dengan baik. Pemerintah berhasil memberikan rasa aman bagi rakyat kendati isu-isu tak mendasar silih berganti sehingga tidak ada rasa takut dalam menggunakan hak politik mereka. Di samping itu kita juga melihat semakin kuatnya transparansi pelaksanaan Pemilu sehingga rakyat mempunyai akses yang lebih mudah untuk ikut serta mengawal, mengkritisi dan bahkan ikut mensosialisasikan berbagai informasi penting tentang Pemilu. Hampir semua pemantau dari dalam dan luar negeri sepakat Pemilu 2014 berjalan sangat demokratis dan para pengamat politik juga menekankan arti pentingnya pendidikan politik yang didapatkan rakyat melalui Pemilu 2014.

Pendidikan politik yang tak kalah penting juga didapat masyarakat saat mengikuti penyelesaian sengketa Pemilu 2014. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, proses penyelesaian sengketa hasil Pemilu disiarkan secara luas dan langsung  oleh berbagai media massa sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat mengikutinya sejak awal hingga akhir. Pemerintah menjamin keamanan para pengambil keputusan dan memberi jaminan keamanan bagi rakya untuk ikut mengawal proses tersebut. Peristiwa tersebut memperkuat pemahaman dan kesadaran rakyat akan posisi hukum sebagai pengawal tertinggi nilai-nilai demokrasi.

UU Pilkada

Terlepas dari sudut pandang yang kita gunakan dalam menilai kontroversi UU Pilkada yang begitu hangat beberapa bulan lalu, kita mesti jujur mengakui bahwa peristiwa tersebut telah mendorong masyarakat untuk ikut memikirkan secara lebih serius pelaksanaan demokrasi di negeri ini. Rakyat telah menuangkan hasil pemikiran dan menyampaikan aspirasi mereka melalui berbagai media. Aspirasi itu semakin menguatkan keyakinan pemerintah bahwa demokrasi yang sedang berjalan saat ini selaras dengan kehendak rakyat. Keyakinan itulah yang mendorong SBY mengeluarkan Perpu tentang Pilkada menjelang akhir jabatannya.

Tiga poin di atas rasanya terlalu ringkas dan singkat untuk mewakili berbagai capaian dan kemajuan yang telah kita torehkan sepanjang tahun 2014 dalam mensukseskan proses demokratisasi dan reformasi di negeri ini. Ketiga poin itu juga terlalu ringkas dan singkat untuk menggambarkan sumbangsih SBY untuk negeri ini, khususnya dalam memajukan demokrasi dan mensukseskan agenda-agenda reformasi. Bagi saya pribadi beliau adalah Seorang Demokrat Sejati. Tentu saja ada banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, tapi pendidikan politik yang kita dapat di tahun 2014 akan menjadi modal yang sangat berharga bagi kita semua untuk menyongsong tahun 2015 dan tahun-tahun selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline