Lihat ke Halaman Asli

Bima Satria Garuda, Harapan Baru Akan Dunia Film Serial di Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin segar seperti menghampiri para penikmat serial tokusatsu dan budaya pop Jepang di Indonesia.Sekarang kita sudah mulai akan dimanjakan kembali oleh sebuah serial TV di minggu pagi yang bisa dinikmati oleh semua umur. Bima Satria Garuda, sebuah tokusatsu produksi Indonesia yang memiliki kemiripan dengan serial Kamen Rider milik Jepang namun dengan lebih menekankan nilai-nilai dan budaya Indonesia. Serial ini diproduksi oleh MNC Media yang juga berkerjasama dengan Ishimori Productions dan Perusahaan Bandai asal Jepang. Begitu mengetahui hal ini maka biasanya banyak orang akan berpikir apakah Indonesia belum mampu untuk menciptakan sosok pahlawan pembela kebenaran dengan kemampuan sendiri? Apakah mesti Bima Satria Garuda harus dibantu juga oleh House Production asalah Jepang? Jawaban menurut saya adalah Ya! Kenapa? Bukan berarti tidak mampu, tapi seperti yang kita kenal bahwa Indonesia tidak benar-benar memiliki sosok pahlawan pembela kebenaran asli dari Indonesia. Jika kalian mengatakan bahwa Pandawa Lima, Hanoman, Rama-Shinta adalah asli Indonesia, kalian perlu tahu bahwa kisah-kisah tersebut adalah cerita epos asal India yang merupakan mitologi Hindu. Kembali ke Bima Satria Garuda, saya tidak pernah setuju yang namanya sebuah adaptasi budaya asing, karna hal tersebut tidak akan pernah bisa bertahan lama, kehilangan esensi aslinya, dan pasti akan terkesan menjiplak. Serial Tokusatsu itu memang budaya pop yang dimiliki oleh Jepang, maka merekalah yang sebenarnya tahu filosofi dan nilai apa yang muncul dari para tokoh-tokoh tokusatsu seperti juga pada Bima Satria Garuda. Jadi bisa dibilang juga menurut saya Bima Satria Garuda bukanlah sebuah culture adaptation, melankan sebuah fushion culture antara Indonesia dan Jepang dalam dunia hiburan di televisi. Kalian bayangkan jika Bima Satria Garudan hanya diproduksi oleh Indonesia. Apa yang kira-kira akan terjadi? Bisa jadi muncul tokoh ibu tiri galak, atau tunangan jahat yang mengincar harta, munculnya tokoh ulama atau pemuka agama yang 'ceritanya' bijak, muncul editan naga yang tidak jelas, episode panjang yang berbelit-belit. Ya, saya sebagai salah satu penikmat televisi merasa terganggu oleh semua tokoh yang saya sebut tadi, sudah cukup kehadiran mereka memenuhi serial pertelevisian di Indonesia, sudah cukup anak-anak dijajali dengan kisah cinta ga jelas, cerita yang penuh dengan intrik-intrik kelicikan, dan sudah cukup juga kita melihat karakter utama yang diceritakan baik tapi sebenarnya bodoh dan selalu mau ditipu. That's enough! Kemunculan serial Tokusatsu seperti Bima Satria Garuda, cukup dinanti dengan antusias oleh para penggemar setia Tokusatsu dan budaya pop Jepang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa termasuk saya. Bima Satria Garuda seperti membawa angin segar kepada dunia pertelevisian Indonesia, dimana ada sebuah tayangan yang benar-benar menghibur dan bisa dinikmati oleh semua umur, sebuah serial yang bisa memenuhi daya imajinasi orang-orang akan sosok pembela kebenaran, sebuah serial yang simple dan ringan namun tidak bodoh. Saat ini bisa dibilang hanya Bima Satria Garuda lah satu-satunya serial TV yang sangat menyenangkan untuk ditonton, satu-satunya alasan untuk sebagian atau banyak orang untuk mau bangun pagi di hari minggu. Buat saya pribadi, Bima Satria Garuda bisa jadi satu-satunya alasan saya untuk mau bangun pagi dengan semangat di hari minggu setelah semakin berkurangnya tayangan serial anime yang biasa menghiasi minggu pagi saya saat masih kecil. Dan yang jelas saya sangat berharap dengan kehadiran Bima Satria Garuda ini dunia pertelevisian Indonesia mengalami kemajuan kualitas dalam tayangan-tayangannya, semakin banyak tayangan yang bisa dinikmati semua umur, semakin banyak tayangan yang benar-benar menghibur, dan semakin banyak tayangan yang memberikan nilai-nilai positif dan pencerdasan di masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline