Lihat ke Halaman Asli

Dinda Prahesti

Dinda Prahesti

Simulasi dan Hiperealitas Pengunggahan Story serta Penggunaan Filter Instagram oleh Wanita

Diperbarui: 5 Januari 2022   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Singaraja, Bali - Saat ini merupakan zaman digitalisasi atau era digitalisasi, era digitalisasi ini merupakan era yang dimana masyarakatnya lebih banyak berkutik pada teknologi salah satunya adalah handphone yang memiliki bawaan sosial media. Media sosial dewasa sudah sangat familiar digunakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya pada kalangan generasi milenial. Media sosial yang berbasis internet ini mengalami revolusi. Media sosial juga sangat sering digunakan sebagai bahan untuk memudahkan interaksi antar individu dan kelompok secara efisien. 

Media sosial tumbuh pesat menjadi media public relation (kehumasan) baru dalam kehidupan masyarakat dan mengubah berbagai hal dalam kehidupannya. Media sosial menjadi salah satu medium persuasi yang dapat mengubah persepsi, perspektif ataupun perilaku publik. Komunikasi melalui medsos atau internet dapat menambah reputasi dan kepercayaan, misalnya untuk individu maupun untuk sebuah instansi. 

Karena itu, pemahaman terhadap penggunaan media sosial ini secara efektif menjadi tuntutan zaman karena sudah memasuki zaman yang dimana perkembangan teknologinya berkembang sangat pesat untuk dapat bekerja secara efektif. Banyak penggunanya yang berlomba-lomba mengunggah foto untuk mengikuti tren. 

Contoh sederhananya adalah untuk menarik perhatian pengguna lain dengan menambahkan filter atau menggunakan editor foto untuk mengomentari foto yang diunggah. Pada saat yang sama, mengunggah foto tempat atau tempat populer seperti pusat perbelanjaan, kafe, taman hiburan, tempat wisata alam, dan lain-lain mengakibatkan wisatawan sibuk berfoto selfie di beberapa tempat, mengabaikan kondisi alam yang harus dijaga dan bersikeras bahwa Kasus tersebut terjadi dalam kerusakan parah oleh turis yang sibuk berfoto selfie di Amaryllis Park.

Tujuan penggunaan media sosial seperti yang kita ketahui dilapangan adalah media sosial banyak digunakan untuk mencari informasi, memberikan informasi, media pembelajaran dan juga lebih sering digunakan untuk membagikan cerita -- cerita atau gaya hidup seseorang yang memiliki media sosial. Biasanya juga media sosial digunakan untuk mengais rejeki, dalam hal ini lebih banyak digunakan oleh para selebriti dan akan berdampak pada bisnis -- bisnis yang menggunakan jasa selebriti tersebu. 

Contohnya adalah digunakan sebagai ladang bisnis untuk mempromosikan produk -- produk dari toko maupun pebisnis melalui sosial media seperti instagram, whatsapp, dan lain sebagainya. Namun yang lebih banyak ditemukan adalah pada instagram dan youtube, dimana para selebgram mempromosikan suatu produk pada akun instagram baik berupa story maupun postingan dan pada youtube pada selang videonya.

Simulasi dalam penggunaan fitur story serta filter pada media sosial khususnya instagram ini yaitu dapat digambarkan misalnya seseorang khususnya wanita yang menggunakan instagram untuk memposting kesehariannya diinstagram, kebanyakan wanita tersebut melakukan simulasi sebelum meposting story tersebut. Kasus yang sering kita jumpai yaitu seperti mencoba filter -- filter yang tersedia, mencari filter yang memang menurutnya bagus yang membuat dirinya cantik. Penggunaan story instagram serta filter ini lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya hiperealitas pada orang tersebut. 

Simulasi yang dimaksud disini juga adalah mencari tempat yang tepat untuk membuat story instagram tersebut, misalnya melihat design interior yang bagus agar postingan story orang tersebut terlihat bagus, estetik dan jika orang melihat akan suka melihatnya. Sosial media dalam hal ini merupakan tempat terjadinya proses simulasi berlangsung. 

Manusia didalam era digitalisasi ini menjadikan sosial media sebagai acuan dari kehidupan nyata.  Kadang seseorang rela pergi ke tempat yang memiliki design interior yang bagus waluapun memiliki harga yang cukup mahal. Kadang jika memiliki harga mahal, seseorang hanya mengambil foto dari luarnya saja , agar dikira berada dilokasi tersebut. Terkadang pula penggunaan filter juga mengalami simulasi seperti yan dijelaskan sebelumnya, seseorag akan memilih filter terlebih dahulu agar terlihat cocok pada dirinya.

Sehingga apa yang ada pada social media dianggap sebagai hal yang nyata. Namun sebenarnya yang diunggah di dalam social media merupakan suatu hal yang berbeda dari fakta yang ada. Terdapat perbedaan kondisi pelaku pada apa yang diunggah dengan kondisi yang nyata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline