Lihat ke Halaman Asli

Putu Maria Ratih Anggraini

Dosen STAH N Mpu Kuturan Singaraja

Kebaya Bukan Hanya Tren, namun Juga Simbol Identitas Perempuan Bali

Diperbarui: 20 Juni 2020   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Fashions dalam dunia modern tentu sudah tidak asing lagi. Dalam perkembangannya tampak terus mengalami kemajuan dan menghasilkan berbagai variasi mode dan gaya sebagai trens masa kini. 

Kemajuan dan perkembangan fashions tidak bisa lepas dari peminat dan pencinta atau pendukungnya yang selalu kreatif melakukan inovasi, mencari dan menciptakan desain-desain yang sesuai dengan selera pasar atau konsumennya. 

Fashion tidaklah hanya sekedar suatu produk untuk kepentingan pasar semata namun lebih dari itu dalam relitas sosialnya telah membonceng berbagai simbol sosial yang mengkonstruksi kehidupan atau prakis seseorang. 

Melihat gaya hidup seperti fashion; salah satunya gaya pakaian. Pakaian juga merupakan suatu simbol sosial yang dapat memberikan identitas kultural terhadap seseorang. Lebih dari itu pakaian juga dapat sebagai sarana komunikasi simbolis dan makna-makna sosial. 

Pada dunia globalisasi belakangan ini pakaian sudah tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus tubuh dalam artian yang “tradisional” namun telah melebihi dari batas-batas fungsionalnya yang semula. Gaya pakaian (busana) yang terbaru dengan desainnya, dicitrakan secara virtual diiklankan maupun dengan menggunakan modeling-modelingnya. 

Jenis produk disertai dengan kualitas kain yang “berserat tinggi” mendukung pakaian tersebut memiliki “value”. Di sinilah busana menjadi “komoditi”. Orang yang menggunakan pakaian dengan label-label tertentu, jelas menawarkan tidak hanya pakaiannya melainkan ia membeli simbol-simbol sosial yang dapat mengangkat dan membentuk personality, prestise, gaya, gaya hidup, dan cara difrensiasi status sosial yang berbeda-beda.

Salah satu jenis pakaian yang banyak menjadi konsumsi kaum perempuan Bali adalah jenis “baju kebaya”. Mode kebaya dapat dikategorikan sebagai sebuah produk yang memiliki ciri tersendiri dan saat ini telah diakui secara nasional. Kebaya sebagai jenis pakaian tentu telah diketahui memiliki citra historis kultural. 

Dalam kesempatan ini tidak akan banyak membicarakan “arkeologis kebaya” akan tetapi lebih pada melihat perkembangan kebaya sebagai produk gaya hidup. 

Pada perempuan Bali kebaya sebagai sebuah fashions sudah tidak asing lagi. Komoditi kebaya telah berkembang tidak kalah saing dengan jenis pakaian yang lainnya. Bagi perempuan Bali menggunakan atau mengenakan kebaya pada suatu upacara atau pesta telah menjadi kebutuhan yang secara tersamar merupakan suatu ajang kontestasi pertarungan simbol-simbol dan makna-makna sosial. 

Melihat realitas sosial tersebut, dapat diamati, seorang perempuan Bali memiliki kebaya merupakan suatu keharusan. Kebiasaan yang secara tradisional pada adat dan budaya Bali maupun keagamaan tidak bisa dipungkiri ini memaksa mereka harus memiliki pakaian sejenis kebaya. 

Pasar telah mengetahui kebutuhan perempuan Bali. Melihat realitas tersebut maka pasar telah menciptakan trends maupun gaya untuk dapat dikonsumsi oleh mereka kaum perempuan Bali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline