Oleh : Ni Putu Intan Juliantika dan Ni Putu Dia Anggreni, Mahasiswa Semester 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Sejak dua tahun terakhir ini kita sudah memasuki masa kurikulum merdeka yang dimana tanda –tandanya yaitu berfokus pada materi yang mendasar serta kompetisi peserta didik yang dikembangkan. Kurikulum merdeka ini telah memberikan dampak positif dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Di samping itu, sebagian orang mengatakan bahwa kurikulum merdeka ini kurang efektif dalam pendidikan, karena hanya sebatas berisi kegiatan presentasi saja oleh siswa dan kurangnya pembahasan materi oleh guru, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif dan terkesan mengurangi standarisasi pendidikan.
Pada tingkatan Sekolah Dasar, pembelajaran sosiologi telah mengalami perubahan yang sebelumnya berada pada mata pelajaran IPA, namun sekarang berada mata pelajaran gabungan dari IPA dan IPS yaitu IPAS. Selain itu, pembelajaran Sosiologi tidak diajarkaan secara terpisah dengan mata pelajaran spesifik seperti halnya mata pelajaran yang berkitan dengan kehidupan sosial, ini menimbulkan kerancuan karena Sosiologi adalah salah satu materi yang dibahas pada mata pelajaran IPS dengan obyek studinya yaitu masyarakat. Materi sosiologi mempelajari tentang bagaimana individu saling berinteraksi dan memengaruhi dalam berbagai aspek lingkungan sosial, sehingga ini dapat dijadikan dasar dalam integrasi sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat dengan mencakup relasi diantara kedua lingkungan tersebut. Berkaitan dengan pembelajaran sosiologi siswa sekolah dasar biasanya diperkenalkan atau diajarkan tentang nilai -nilai sosial seperti toleransi, saling menghormati, keberagaman dan kerjasama yang diselaraskan dengan mata pelajaran lain. Ini membantu anak -anak mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab di masa depan, menanamkan pemahaman yang kuat tentang perbedaan, dan menanamkan empati. Di sisi lain, tenaga pendidik Sekolah Dasar harus mengintegrasikan materi sosiologi ini agar siswa sejak dini mampu memahami interaksi antar individu dan masyarakat. Saat pembelajaran sosiologi berada pada mata pelajaran yang di gabung seperti IPAS di masa kurikulum merdeka, apakah mata pelajaran IPAS dapat bisa lebih efektif dalam mengimplimentasikan materi sosiologi di lingkungan sekolah dan di masyarakat saat ini?. Padahal sebelumnya pembelajaran sosiologi dalam mata pelajaran IPS masih terasa sangat efektif.
Di masa kurikulum merdeka saat ini, penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS ini tidak semata- mata dilakukan begitu saja. Penggabungan kedua mata pelajaran tersebut dimaksud untuk mendorong peserta didik agar dapat mengelola lingkungan alam dan sosial secara bersamaan. Namun menurut saya, kefektifan mata pelajaran IPAS menurut saya masih kurang memungkinkan dalam bidang pembelajaran sosiologi. Hal tersebut karena IPAS biasanya lebih berfokus pada ilmu seperti biologi, geografi, fidika, dan sebagainya. Di sisi lain, Sosiologi sebenarnya merupakan materi yang lebih berfokus membahas tentang aspek-aspek sosial dan manusia dan sosial dalam konteks. Di kurikulum merdeka saat ini, penggabungan materi IPAS masih kurang memungkinkan untuk mebahas materi sosiologi karena didalamnya terdapat materi yang membahas serta berkaitan dengan bermasyarakat. Namun, jika kita lihat, materi sosiologi ini tidak hanya terdapat pada mata pelajaran IPAS saja, tetapi juga tersirat pada mata pelajaran Pancasila. Pembelajaran Pancasila, didalamnya telah mengajarkan nilai –nilai sosial seperti saling menghargai, toleransi, kebersamaan, dan gotong royong. Sehingga, nilai-nilai sosial tersebut kemudian dapat diterapkan ke dalam kehidupan sehari- hari siswa. Misalnya, para guru dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya bekerja sama dalam kelompok atau menghormati perbedaan pendapat. Di samping itu, Pancasila juga mengajarkan tentang persatuan dalam keberagaman. Mempelajari tentang keberagaman di Indonesia merupaka salah satu materi yang berhubungan dengan konsep- konsep sosiologi. Mempelajari tentang keberagaman di Indonesia merupaka salah satu materi yang berhubungan dengan konsep-konsep sosiologi. Bahkan dalam materi tersebut siswa juga diajarkan dan diperkenalkan dengan berbagai keberagaman, mulai dari suku dan budaya, agama, ras, bahasa daerah, kesenian adat, pakaian adat, rumah adat hingga bagaimana cara menghormati keberagaman yang ada di Indonesia. Nantinya keberagaman tersebut akan dikaitkan dengan Pancasila. Pancasila Ini dijadikan pedoman untuk menyeragamkan tingkah laku dan pandangan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada kurikulum merdeka biasanya siswa juga diberikan pembelajaran berbasis projek. Ini sangat membantu dalam mengintegrasikan konsep sosiologi pada siswa SD. Sehingga pembelajaran sosiologi justru sangat cocok serta revelan jika di bahas dalam mata pelajaran seperti IPS saja atau Pancasila, dan kurang cocok pada mata pelajaran IPAS. Jika mata pelajaran IPS dan Pancasila di gabungkan dan terdapat pembelajaran sosiologi disana mungkin akan lebih efektif.
Tidak ada salahnya jika mata pelajaran IPA dan IPS di gabungkan, namun jika seandainya objek pembahasannya adalah geografi karena membahas bagian dari dan sesuatu yang berada alam, seperti tata surya, batuan dan iklim, mungkin masih bisa di katakan lebih efektif. “Serupa tapi tak sama” begitulah ungkapan yang cocok diungkapkan pada cabang pembelajaran IPS ini yaitu sosiologi dan geografi. Inti pembelajaran sosiologi yaitu tentang sosial bermasyarakatan, sedangkan geografi yaitu tentang aktifitas manusia dengan alamnya. Sehingga pembelajaran sosiologi sangat cocok berada pada bidang bermasyarakat seperti Pancasila. Pembelajaran sosiologi seharusnya bisa lebih ditekankan dan di bahas pada bidang pelajaran mana yang seharusnya, sehingga lebih efektif dalam pembelajarannya.
Di tingkatan sekolah dasar pada masa kurikulum merdeka, dengan menjadikan anak Indonesia menjadi cerdas berkarakter dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Penggabungan mata pelajaran menjadi IPAS telah memberikan dampak positif yang serupa di masa kurikulum merdeka saat ini karena disamping membahas tentang makhluk hidup juga membahas tentang sosial, namun materi sosiologi lebih tepat dan efektif jika di bahas pada pembelajaran IPS saja atau Pancasila. Oleh karena itu, mata pelajaran IPAS dirasa kurang efektif untuk dijadikan tempat dalam implementasi materi sosiologi pada tingkat Sekolah Dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H