Lihat ke Halaman Asli

Terbukti, Operasi Tangkap Tangan Masih Efektif

Diperbarui: 14 Januari 2016   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Screenshot Path, Dok. Pribadi"][/caption]Kurang lebih sebulan lalu, saya membuat postingan di Path tentang harapan pada pimpinan KPK yang baru. Sebagaimana diberitakan oleh media pada waktu itu, Agus Rahardjo punya komitmen kuat untuk memberantas korupsi. Hal tersebut tercermin dari penyataan beliau yang tidak ingin menghilangkan Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Sejauh ini, ucapan beliau bisa dipegang karena KPK berhasil menjerat anggota DPR dalam operasi tangkap tangan (OTT) tadi malam.

Tanpa perlu dibahas lebih spesifik, kita dapat menyimpulkan bahwa korupsi adalah tindakan tidak terpuji yang seharusnya dihindari oleh anggota DPR RI. Namun kenyataannya, pihak yang terlibat dalam OTT kemarin justru berasal dari partai pemenang pileg 2014. Indikasi suap terkait proyek Pekerjaan Umum sudah cukup mempertegas adanya penyalahgunaan jabatan.

Pemulihan Citra Pimpinan KPK

Kejadian di atas dapat dilihat sebagai latar belakang yang sedikitnya memulihkan citra pimpinan KPK yang sempat dinilai negatif oleh berbagai kalangan. Seperti yang sudah saya bahas dalam artikel sebelumnya, penyadapan harus menjadi senjata utama untuk menjerat koruptor. Dari situlah faktor keberhasilan KPK dalam menjalankan operasi tangkap tangan.

Dalam statistik yang dirilis PPATK, korupsi merupakan peringkat pertama dari temuan transaksi mencurigakan sepanjang tahun 2015. Dari total temuan sebanyak 289, jumlah yang berkaitan dengan indikasi korupsi mencapai 127 transaksi. Data tersebut menjadi valid karena adanya dugaan proyek jalan dan termasuk national interest yang menjadi ranah KPK.

Hal lain yang dapat dicermati, ada konsep frenemy yang harus dicamkan oleh DPR sebagai bagian dari penyelenggara negara. Belum genap sebulan dilantik Presiden, KPK saat ini sudah beralih menjadi frenemy atau seseorang yang berperilaku layaknya sahabat, tetapi sebenarnya seorang musuh. Di bawah kepemimpinan yang baru, mereka langsung berani menyeret anggota DPR.

Salut buat KPK, keep up the good job.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline