Lihat ke Halaman Asli

Putu Buda Darma Laksana

Direktur BUMDesa Dharma Utsaha

Pasraman Mengubah Sikap Anak Menjadi Berbakti

Diperbarui: 22 Juni 2022   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan jaman yang begitu pesat, menyebabkan menurunnya budi pekerti pada anak-anak, saking kemajauannya teknologi dengan mudahnya mereka mendapatkan informasi sesuai keinginannya, bahkan anak-anak yang masih berusia 2 tahun sudah dikenalkan gadget oleh orang tuanya, sehingga anak sudah terbiasa terdidik melalui Gadget, pola asuh atau didikan seperti itu harus dirubah oleh para orang tua maupun para pendidik. Semua orang merasakan akan dampak negative dari teknologi itu sendiri, sehingga kita perlu membuat antisipasi agar budi pekerti anak-anak tidak memudar. Yang harus kita lakukan memberikan pengawasan kepada anak, memberikan edukasi dan tidak kalah pentingnya orang tua harus mampu memberikan contoh yang baik sehingga akan di ikuti oleh anaknya, orang tua jangan berpatokan pada Pendidikan di sekolah, di sekolah anak-anak hanya mendapatkan materi hanya beberapa jam, maka sangat diperluka sekali peran orang tua di rumah untuk melanjutkan memberikan Pendidikan ahlak atau budi pekerti, jika dibandingkan dengan anak-anak yang lahir tahun 90 budi pekertinya jauh berbeda dengan yang anak-anak zaman sekarang, di zaman sekarang anak berumur belasan tahun sudah mengenal yang Namanya narkoba, video atau film yang belum pantas di tonton, hal yang lain juga bisa kita jumpai contoh kecil saja anak yang baru berusia 2 tahun sudah di biasakan dengan handphone tanpa handphone anak akan menangis jadi sudah bisa dibuktikan anak bergantungan pada handphone, bagaimana tidak miris melihat generasi kita seperti itu, mulai dari sekarang mari kita rubah cara mendidik anak seperti itu agar kedepan anak kita mempunyai dan berjiwa budi pekerti.

Seperti inilah tantangan kita kedepan, bagaimana cara kita menghadapinya? Hal yang paling penting dan mendasar adalah kesadaran masyarakat dan diperlukan peran dari paling bawah sampai atas, dari masyarakat sendiri sampai ke pemerintahan untuk menanggulangi hal ditas, pemerintah melalui Lembaga terkait telah menggaungkan dan menginstruksikan agar masing-masing Desa Adat melaksanakan kegiatan pasraman, Fakta di lapangan para Bendesa adat sudah mulai melakukan penanganan merosotnya budi pekerti pada anak dengan cara melaksanakan pasraman kilat, pasraman kilat di laksanakan pada saat anak-anak libur sekolah tujuannya untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak di inginkan tujuan lain seperti hoby anak-anak bisa tersalurkan, anak- anak tidak merasa jenuh dirumah selama liburan, dalam kegiatan tersebut banyak materi yang di sisipkan seperti halnya materi tattwa, kesenian, mejejaitan, maulat-ulatan, yoga, dan masih banyak lagi materi yang di sisipkan dalam kegiatan pasraman, para instruktur yang mengajar pada pasraman sangat bagus, hasil dari kegiatan pasraman bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dirumah. Di lain pihak masyarakat yang kurang paham akan pentingnya pasraman pasti akan mengcuhkan kegiatan tersebut dan balik bertanya seberapa efektifkah kegiatan pasraman di lakukan? Namun Ketika di lihat hasil dari sebuah kegiatan pasraman, antusias warga untuk mengikutkan anaknya pasraman sangat besar sekali. Para instruktur dalam pasramanpun juga mengatakan bahwa anak-anak begitu antusias mengikuti kegiatan pasraman.

Bisa dikatakan bahwa Pasraman atau bisa juga disebut Pendidikan non formal sangat efektif sekali di laksanakan untuk menumbuhkan sikap Budi pekerti, memahami ajaran Agama, dan melestarikan seni Budaya warisan leluhur.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline