Lihat ke Halaman Asli

Prestasi Sarat Kebohongan dalam Pendidikan Karakter

Diperbarui: 6 September 2016   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih ingat ujian nasional maupun ujian sekolah 2015/2016? Bagaimana peserta didik menghadapi ujian? Tentu dengan berbagai cara yang dilakukan untuk meraih prestasi yang terbaik dari cara instan belajar untuk ujian dengan hasil yang baik  Ingat dengan semboyan ini "Prestasi penting jujur yang utama" pelaksana UN berlomba mengukir prestasi unggul dalam visi dan  misi untuk pencitraan penguasa sekolah. Bagaimana menjaga mutu pendidikan jika kebohongan demi kebohongan terus bertumbuh dengan suburnya dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi

Nilai UN  menjadi syarat  siswa menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini Nilai UN hanya mengukur aspek sisi kognitif Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, matematika, IPA saja. Kejujuran anak yang bernilai 100 di dalam ujian tidak akan pernah di anggap, selama nilai UN nya 20. padahal negara ini hancur oleh para koruptor yang nilai kejujuranya di bawah 10 dan memiliki kognitif 100. sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk menilai anak secara utuh, bukan hanya dari selembar hasil kertas ujian yang menilai mereka dari satu sisi saja. jangan sampai generasi penerus bangsa ini melakukan kebohongan – kebohongan yang tidak perlu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline