(KSG09) Demam tayangan animasi Jepang (anime) yang sampai saat ini masih sangat terasa menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Anime sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan gaya animasi Jepang. Istilah ini berasal "animation" yang disingkat dalam bahasa Jepang romaji menjadi anime.
Perkembangan anime yang telah mencapai skala global tidak dapat di pisahkan dari peran Osamu Tezuka, sang "bapak manga" yang menjadi pionir animasi TV di Jepang dengan mendirikan production house bernama Mushi Pro. Dari situlah, anime mulai dikenal dunia dengan serial legendaris "Tetsuwan Atom" atau lebih dikenal dengan "Astro Boy" pada Tahun 1963 yang merupakan karya Tezuka.
Dengan pengaruhnya yang begitu besar, dapat dikatakan bahwa anime telah mengekspansi dunia dengan mendistribusikan tayangan tersebut ke- 112 negara, yang menjangkau sekitar 87,2 persen populasi dunia (japatimes.co.jp).
Angka ini menurut Kazuaki Nagata yang merupakan jurnalis dari The Japan Times membuat Jepang menjadi 'superpower' dan dikagumi banyak negara. Bagi banyak pekerja seni di berbagai negara, terutama para komikus, anime menjadi inspirasi untuk karya-karya mereka. Gaya rambut unik dan mata besar yang menjadi ciri khas karakter anime seolah telah tertanam di benak para komikus dunia.
Capaian anime yang telah menjangkau pasar global dan hampir ke seluruh populasi dunia, tentu sangat mempermudah produk-produk budaya Jepang yang lain untuk ikut maramaikan pasar global, atau bahkan menguasai. Anime menjadi gerbang utama bagi masuknya kebudayaan Jepang yang lain ke suatu negara.
Melalui tayangan anime, pesan-pesan yang mengandung unsur kebudayaan Jepang disampaikan secara implisit dengan balutan alur cerita yang emosional dan mendalam, serta dengan dibumbui musik berbahasa Jepang dalam setiap openingnya.
Jika dilihat melalui teori jarum hipodermik yang dikemukanan Harold Laswell (1971), maka pesan yang terus diulang-ulang menimbulkan efek berupa perubahan sikap, perilaku, ataupun gaya hidup individu atau masyarakat. Maka, saya melihat bahwa seperti itulah maksud tersirat dari Jepang melalui tayangan anime, untuk menanamkan ideologi-ideologi Jepang kepada masyarakat global.
Apa yang telah dicapai oleh Jepang dengan anime-nya membuat Jepang menjadi salah satu negara favorit bagi destinasi pariwisata dunia. Selain itu, dari sisi pengetahuan, Jepang merupakan negara dengan perkambangan riset dan teknologi yang maju. Ini menjadikan Jepang lebih mudah untuk menyebarkan pengaruh kebudayaannnya ke negara-negara berkembang (periferi). Di Indonesia sendiri, pengaruh budaya Jepang begitu kental.
Terlepas dari Jepang yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 tahun dan menimbulkan luka mendalam bagi masyarakat pada saat itu, budaya Jepang lebih masif disebarkan melalui media seperti anime, dan melalui kebijakan kerjasama antar negara.
Kita bisa mengamati sendiri dilingkungan sekitar betapa kebudayaan Jepang telah merasuk ke pikiran kita dengan cara melihat banyaknya masakan atau kuliner Jepang yang beragam (ramen, takoyaki, sushi, mentai), gaya berpakaian, brand-brand Jepang seperti Uniqlo dan Onitsuka, musik-musik, serta bahasa Jepang yang banyak dipelajari.