Lihat ke Halaman Asli

Pekerja Pariwisata di Desa Pemutran Banting Setir Jadi Petani dan Kuli Bangunan Saat Pandemi

Diperbarui: 7 Juli 2021   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

SINGARAJA,Jul 04-07-2021- Pekerja pariwisata dibali khususnya di daerah pemutran Kec.Buleleng ,Bali mengeluh karena nasibnya kian tidak menentu imbas covid-19. banyak masyarakat yang dirumahkan dengan nasib terkatung-katung.

Seperti yang diceritakan Putu Mangku karyawan salah satu di hotel di desa pemutran. Dia bersama puluhan rekanya yang dirumahkan sampai saat ini masih menungu nasib jelas pulihnya sector pariwisata di bali. awal pandemic mereka bekerja lima kali dalam sebulan  dan mendapat gajih hanya 300 ribu. Itu pun tidak bertahan lama bahkan sejak September 2020 ia dan rekan-rekan kerjanya telah dirumahkan tampa menerima gaji sepeser pun.

 " Perkembangan pariwisata di desa pemutran pada massa pandemi ini sangat turun derastis atau dikatakan sudah tidak ada wisatawan yang liburan lagi dibandingkan pada massa pandemi banyak wisatawan yang liburan tapi semenjak pandemi wisatawan sudah tidak ada lagi. bahkan hotel, home stay, restoran, spa yang ada di pemutran sengaja menutup karena tidak ada tamu berlibur lagi,  " ujar mangku bercerita soal keadaan pariwisata di pemutran, Buleleng (04/07/2021 ).

D itempat ia bekerja, ada 80 hingga 90 orang masih terkatung- katung nasibnya. memang sudah ada yang bekerja dengan system pembagian waktu dan diberi upah 50% dan di hotel pemutran yang pekerja pariwisata masih banyak yang aktif hanya security bahkan ada pekerja pariwisata yang di PHK karena pemilik hotel menjual hotelnya . ia mengatakan bahwa pekerja pariwisata a tertolong dengan bantuan BPJS ketenagakerjaan. selain itu bantuan seperti bantuan social tunai atau BTS tapi itupun ada yang menerima dan tidak .

" Ada yang dapat, ada yang tidak," ujarnya.

Menurutnya, hantaman perkerja dan karyawan pariwisata di pemutran ini adalah pertama kalinya dan sangat memukul penghasilan para pekerja pariwisata. Oleh karena itu banyak pekerja dan karyawan pariwisata yang banting setir menjadi petani,jagung,kacang tanah dan mengandalkan hasil panen untuk menunjang kebutuhan selama pandemi. dan ada juga yang menjadi kuli bangunan, menjadi buruh panen hasil petani yang memiliki lahan ( tanah yang banyak ) demi mendapatkan upah.

 Ia juga merasakan perubahan yang sangat derastis di saat sebelum virus covid-19 ini melanda pariwisata di desa pemutran. sebelum pandemi ia bekerja menggunakan pakaian rapi,memiliki pekerjaan tetap dan mendapat gajih tetap setiap bulanya, setiap hari berbaur dengan teman kerja, berbaur dengan tamu ( toris ) dan bekerja diruangan ber AC . Sebelum pandemi mulai bulan juni,juli,agustus diamana bulan itu yang ditunggu-tunggu  para pekerja pariwisata di pemutran diamana di bulan tersebut ramai tamu ( toris ) yang datang ke bali karena di eropa sedang liburan dan gajih bulananya pun lebih besar dari pada bulan-bulan yang lain . Sedangkan setelah

pandemi saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mendapat gajih yang tetap setiap bulanya. dan disaat seblum pandemic menggunakan baju rapi sekarang menggunakan baju yang kotor untuk bekerja. dan disaat pandemi dalam bulan apapun sama saja. Perkerjaanya juga sangat jauh berbeda di hotel iya hanya menyapa tamu, ngantar tamu, merapikan kamar dan ketika berhenti menginap ( check out ) apa bila tamu puas akan pelayanan akan mendapatkan uang tip dari tamu ( toris ) . Sedangkan saat pandemi hanya berbaur dengan sapi,kucit ( babi ) , kontrakan ( lahan bertani ),batako,pasir,semen,dan sertu ( pasir kali ) dan pengahasilanya juga tidak menentu setiap bulanya.

" sekarang tidak  mandang bulu apa itu pekerjaanya, sudah cukup untuk makan saja cukup," tambahnya.

Covid-19 ini sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat Indonesia tidak hanya masyarakat yang bekerja di pariwisata saja,anak anak juga mengalami perubahan dan tekanan di massa pandemic saat ini khususnya anak-anak yang masih di bangku sekolah dasar yang masih sangat membutuhkan bimbingan dari seorang guru disekolah sekarang hanya belajar dirumah.

" Pandemi cepat berlalu dan tidak ada lagi yang namanya virus covid-19  dan kemudian untuk pariwisata kembali seperti yang dulu banyak wisatawan  dari manca Negara yang bisa liburan ke pemutran biar saya dan teman-teman bisa mendapatkan pekerjaan lagi dan bisa meningkatka kesejahtraan perekonomian," harapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline