Setuju kah dengan pandangan bahwa setiap orang tua berbicara, kebanyakan ap yg mereka katakan lebih banyak betulnya?
Apalagi ditambah dengan pernyataan "maka nya kalo orang tua ngomong, mbok yo di dengar". Hal ini menjadikan stigma tersendiri pada diri saya sehingga memicu pada penulisan artikel kali ini.
Ketika sebagai anak atau orang yang lebih muda dihadapkan dengan berbagai problematika perihal hidup yang pada dasarnya mereka adalah sedang belajar tentang hidup. Pada masa dimana sebagai contoh kongkrit nya adalah ketika mereka menentukan pilihan. mencoba mengambil keputusan atau sekedar mencoba memilih ketika dihadapkan dengan pilihan maka mereka seolah sudah faham dan sudah tau betul padahal faktanya mereka sedang Belum tau dan belum berfikir panjang bagaimana kedepannya. Kok bisa saya beropini demikian?
Walgito (2004) menyebutkan apabila seseorang
telah matang emosinya, dapat mengendalikan
emosinya, maka individu akan dapat berpikir
secara matang, berpikir secara baik, berpikir
secara objektif. Kematangan emosi yang di-
miliki oleh remaja akan menjadikan remaja
bersikap lebih bijaksana menghadapi berbagai
situasi.
artinya peran dari kecerdasan emosional tentu dibutuhkan. Dan itulah yang disebut dengan proses. Setiap kita pasti mengalami proses dimana Kita akan dihadapkan oleh perasaan-perasaan mudah tersinggung ketika diberikan saran oleh yang lebih Tua, kemudian merasa sudah paling ngerti saja dan masih banyak lagi. Jadi, kesimpulannya Saya setuju ketika ada pendapat mengatakan orang tua memang lebih banyak betulnya. Untuk itu, berikan rasa hormat terhadap orang Tua atau yang lebih Tua mulai sekarang dan Coba ambil hal baik yang mereka katakan dan yang buruk buang. Sebab semua nya adalah demi kebaikan kamu pula. Efeknya tidak akan kamu sadari saat ini dan boleh jadi kamu akan menyadari setelah kamu mengalami nya suatu saat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI