PENDAHULUAN
Di dunia yang fana ini, Allah SWT menciptakan berbagai macam perbedaan sebagai suatu rahmat bagi para makhluk ciptaanya. Mulai dari perbedaan ras, agama, suku, budaya, bahasa, dan perbedaan-perbedaan lainya. Dengan banyaknya perbedaan ini, kita sebagai manusia tidak diizinkan untuk saling mendiskriminasi satu sama lain bahkan sesama makhluk hidup seperti tanaman, hewan sekalipun, kita tak pantas menghina bahkan merusaknya.
Indonesia adalah salah satu dari negara multikultural terbesar di dunia (M. Ainul Yaqin, 2005: 3). Dari perspektif kondisi sosial, budaya, agama dan geografis yang beragam dan luas.
Saat ini jumlah pulau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kurang lebih 13.000 pulau besar dan pulau kecil. Ini memiliki populasi lebih dari 200 juta dan terdiri dari dari 300 suku yang berinteraksi hampir 200 berbeda bahasa yang berbeda. Selain itu, mereka juga menganut agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu dan agama dan kepercayaan lainnya, serta kepercayaan dari berbagai aliran (M. Ainul Yaqin, 2005: 4).
Fakta yang tak terbantahkan adalah bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari suku, budaya, dan agama yang berbeda disebut masyarakat "multikultural". Namun, di sisi lain, dalam kenyataannya "multikulturalisme" menghadapi kebutuhan mendesak untuk membangun kembali "budaya nasional Indonesia", yang bisa menjadi semacam kekuatan integrasi yang menghubungkan semua etnis dan keragaman budaya.[3] Perbedaan budaya adalah kekuatan pendorong hubungan antar pribadi. Misalnya, ketika seseorang berbicara dengan audiens, keduanya saling berbicara mengungkapkan keprihatinan mereka, dengan hanya anggukan saja sudah cukup.
Dalam hal ini salah satu masalah terrumit saat ini masalah pendidikan agama merupakan masalah serius dalam konteks negara Indonesia yang pluralistik, multikultural, multietnis, dan multiagama.
Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari berbagai stakeholder agar tidak berpotensi memecah belah persatuan dan kedaamaian. Dengan begitu Islam sebagai agama rahmatan lil a'lamin memiliki makna membawa rahmat bagi seluruh umat manusia, datang dengan segala kerahmatanya dan kedamaiannya untuk menyatukan seluruh umat tanpa adanya kekerasan baik fisik maupun psikis.
Agama Islam adalah agama yang diturunkan langsung oleh Allah swt. Melalui nabi dan rasul sebagi perantara dalam menyebarkannya. Agama ini diturunkan dalam agama Rahmatan Lil'Aalamin dan dikaitkan dengan semua aspek kehidupan manusia di dunia, ketika mereka menerapkan apa yang diajarkan Syariat Islam.
Pendidikan Agama Islam memiliki daya tarik tersendiri, yaitu mengajukan alternatif-alternatif dengan menerapkan strategi dan konsep pendidikan kepada berdasarkan pemanfaatan kemajemukan pada masyarakat. Ras, lingkungan masyarakat yang beragam, bahasa, agama, ras. Di antara ciri-ciri Islam yang jelas adalah Allah SWT. Referensi Quran adalah karakter wasathiyyah, dan sering ditafsirkan sebagai moderat. Konsep ini merepresentasikan makna wasathan ummah yang terdapat dalam Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 143.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana konsep agama islam sebagai agama yang rahmatan lilalamin?
- Bagaimana bentuk impementasi nyata terwujudnya agama islam yang toleran ?
- Bagaimana generasi muda bereran dalam membumikan Islam sebagai agama Rahmatan lil A'lamin ?
1.3 Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan akan Agama islam yang Rahmatan Lil A'lamin.
- Memahami konsep Rahmatan Lil A'lamin dalam mengamalkan ajaran agama islam di kehidupan sehari-hari.
- Membiasakan hidup dalam multikulturlisme dan membumikan budaya toleransi di Indonesia.
- Menerapkan pola pikir yang sehat tentang pentingnya pendidikan dalam menghargai pluralisme dan multikulturisme di dunia pada umunya dan khususnya di Indonesia.
PEMBAHASAN
2.1 Multikulturalisme dan Pluralisme
Para ahli percaya bahwa budaya sangat beragam, tetapi dalam konteks ini, budaya dilihat dari perannya sebagai pedoman kehidupan manusia. Dalam konteks perspektif budaya, multikulturalisme adalah sebuah ideologi, yang dapat menjadi alat atau pembawa untuk meningkatkan derajat orang dan kemanusiaannya. Multikulturalisme mengakui dan menghargai perbedaan individu budaya sebagai sebuah kesetaraan.