Sedih rasanya melihat banyak isu sampai melihat video anak sekolah yang mem-bully temannya dan videonya tersebar di internet. Pada bulan Februari, terdapat video bullying yang viral di platform sosial media yang salah satunya adalah X atau dikenal dengan Twitter. Video bullying tersebut menyorot salah satu anak musisi berinisial VR yang sekaligus bekerja sebagai pembawa acara di TV.
Adapun pihak sekolah yang terlibat, yakni SMA Binus Serpong. Mengetahui hal ini, SMA Binus Serpong langsung menindaklanjuti pelaku-pelaku dengan tegas dengan cara mengeluarkan pelaku-pelaku bullying dari sekolah atau yang dikenal dengan istilah drop out.
Selain itu, di bulan September juga sempat terjadi hal yang sama di mana video bullying yang dilakukan oleh salah satu anak SMP daerah Cilacap yang tersebar luas di internet. Pihak terkait pun mengkonfirmasi kasus bullying tersebut benar adanya dan telah mendampingi korban sambil melaporkan hal ini kepada pihak yang berwenang, yakni Polresta Cilacap.
Sumber: Kasus Bullying SMP Cilacap
Tindakan-tindakan tersebut patut dicontoh oleh sekolah-sekolah lainnya jika bullying terjadi di lingkungan sekolah agar dapat menghapus kasus bullying bahkan akan jauh lebih baik jika pelaku di dalam kasus bullying sudah ditindak secara tegas sebelum kasus/isu yang terjadi di sekolah tersebar di internet.
Sayangnya, masih banyak sekolah-sekolah yang tidak melakukan hal yang sama dan tidak bersifat transparan sehingga dapat diasumsikan bahwa pihak sekolah yang terlibat lebih mementingkan reputasi sekolah dibandingkan dampak bullying terhadap korban ditambah masih banyak oknum yang menormalisasikan bullying dengan alasan anaknya masih di bawah umur dan tidak mengerti apa-apa.
Bullying sendiri terdiri dari 4 jenis. Pertama, physical bullying. Physical bullying merupakan bullying yang dilakukan secara fisik. Kedua, verbal bullying. Verbal bullying, yakni bullying yang dilakukan dengan melontarkan kata-kata atau bahasa yang tidak menyenangkan dan dapat menyakiti perasaan seseorang. Ketiga, emotional bullying, yakni bullying yang dilakukan dengan cara mengancam korban sehingga korban merasa terisolasi. Keempat, cyber bullying, yakni bullying yang dilakukan lewat platform sosial media yang salah satunya dilakukan dengan cara memberikan komentar negatif di suatu postingan korban. Mirisnya, hampir seluruh pelaku bullying di kalangan anak sekolah telah menerapkan keempat-empatnya kepada korban.
Dampak bullying terhadap korban bukan hanya sekadar nilai akademik yang menurun. Namun, studi telah membuktikan bahwa secara psikologis korban bully akan menampung banyak emosi negatif, seperti malu, marah, cemas, dan masih banyak lagi dampak buruk lainnya. Lebih buruknya lagi, hal ini berpotensi membuat korban bully menjadi pelaku kriminal nantinya. Rata-rata kasus bullying yang dilakukan kalangan anak sekolah dilakukan beramai-ramai atau berkelompok dengan tujuan membuat korban semakin takut dan tidak berani melaporkan apa yang terjadi, pelaku-pelaku bullying juga selalu mengancam korban dan tidak akan segan melakukan kekerasan fisik jika korban melaporkan apa yang terjadi.
Sumber: Dampak Buruk Bullying
Jika bullying telah terjadi di sekolah, pelaku bullying harus ditindak secara tegas. Seharusnya, bukan hanya dikeluarkan. Namun, pelaku harus bertanggung jawab sepenuhnya karena jika tidak pelaku berpotensi melakukan hal yang sama di sekolah yang baru apalagi jika pelaku bullying berasal dari keluarga menengah ke atas. Sekolah juga harus bersifat transparan terutama ketika media datang untuk mewawancarai.
Oleh karena itu, mari kita wujudkan lingkungan yang aman untuk korban bullying dan mari kita cegah bullying bersama-sama. Untuk mewujudkan kedua hal tersebut, orang tua harus lebih sering berkomunikasi dengan anak agar anak lebih terbuka tanpa harus menganggu privasinya, jika anak menceritakan kesedihannya, dengarkan dan jangan mengadu nasib karena anak hanya ingin didengarkan. Selain itu, pihak sekolah juga wajib menerapkan pendidikan karakter yang tidak monoton, yakni hanya materi dan materi, pendidikan karakter dapat disulap menjadi aktivitas kelompok yang menyenangkan yang di mana kelompoknya diacak setiap ada jadwal aktivitas pendidikan karakter selain untuk membuat siswa-siswi lebih akrab dengan harapan mengurangi kasus bullying di kalangan anak sekolah, cara ini dapat membuat siswa-siswi dapat belajar memahami karakter orang lain.