Kau sibuk berdansa-dansi dari pangung ke panggung
sementara aku berlarian menampung kesepian
yang kau tuang dari gayung retak.
Tidak.
Bukan menampung.
Tepatnya terjarah kesepian.
Seberapa pantas kesepianku harus diperjuangkan?
Kau sibuk berdansa-dansi dan memintaku
riuh dari kejauhan. Dengarlah tepukanku
yang paling kencang