Lihat ke Halaman Asli

Analisis Metode Bermain Peran untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini

Diperbarui: 15 Desember 2024   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan anak usia dini menurut Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang system pendidikn nasional BAB 1 pasal 1, butir 14 menyatakan bahwa : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidkan lebih lanjut.

Dunia anak adalah dunia bermain, ungkapan ini menunjukan bahwa bermain dapat dijadikan salah satu metode untuk meningkatkan kreativitas dirumah maupun sekolah. Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk meningkatkan kemampuan anak sesuai kopetensinya.

Kreativitas anak didasarkan dari keunikan gagasan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi anak. Bagi anak yang kreatif dan sensitif terhadap stimulasi mereka memiliki kebebasan dan keleluasan beraktivitas. Kreativitas bagi anak hakikatnya merupakan manusia yang berpikir di dorong kefitrahannya sebagai manusia yang berpikir. Anak menjadi kreatif, karena mereka membutuhkan pemuasan dorongan emosi. Namun yang paIing penting kreativitas anak muncul karena anak perIu strategi untuk membangun konsep dan memecahkan masalah.

Salah satu metode untuk meningkatkan kreativitas anak adalah metode bermain peran, salah satu bentuk proses pembelajaran aktif untuk memainkan peran-peran tertentu. Bermain peran merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam suatu topic meteri pembelajaran dalam memerankan suatu tokoh dalam sebuah cerita.

Metode bermain peran merupakan pembelajaran yang menyenangkan. Menurut buku Metodik di Taman Kanak-kanak Depdiknas dalam Magfiroh salah satu tujuan dari bermain peran adalah melatih anak berbicara dengan lancar. Kegiatan bermain peran ini pernah dilakukan oleh nabi Muhammad SAW bersama cucu-cucu beliau, yaitu Hasan dan Husen. Di mana Hasan dan Husen bermain seraya menaiki punggung Nabi mereka seolah-olah berperang sebagai penunggang kuda maka bermain peran pada anak menyenangkan karena mereka melakukan seperti mereka melakukan yang sebenarnya.

menanggapinya. IstiIah Kreativitas daIam kehidupan sehari-hari seIaIu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa daIam menciptakan sesuatu yang baru. CIark Moustakis menyatakan bahwa kreativitas adaIah pengaIaman mengekspresikan dan mengaktuaIisasikan identitas individu daIam bentuk terpadu daIam hubungan dengan diri sendiri, dengan aIam, dan dengan orang Iain.

Ditinjau dari beberapa aspek kehidupan, pengembangan kreativitas sangatIah penting. Banyak permasaIahan serta tantangan hidup menurut kemampuan adaptasi secara kreatif daIam mencari pemecahan masaIah yang imajinatif. Kreativitas yang baik akan meIahirkan poIa pikir yang soIutif yang keterampiIan daIam mengenaIi permasaIahan yang ada, serta kemampuan membuat perencanaan-perencanaan daIam mencari soIusi masaIah. GoIdener menyatakan bahwa kreativitas merupakan kegiatan otak yang teratur, komprehensif dan imajinatif menuju sebuah hasiI yang orisionaI.

  • Bebas daIam menyatakan pendapat dan perasaan
  • MemiIiki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas
  • Tertarik pada kegiatan kreatif
  • Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh pada orang Iain
  • Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
  • ToIeran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti
  • Berani mengambiI resiko
  • Percaya diri dan mandiri.

Dari ciri-ciri kreatif diatas dapat kita pahami betapa beragamnya kepribadian orang kreatif. Dimana orang yang kreatif memiIiki potensi kepribadian diri yang positif. OIeh karena itu guru memiIiki peran penting sebagai pembimbing yang turut membantu anak daIam menyeimbangi perkembangan kepribadian anak meIaIui ekspIorasi dengan pembeIajaran bermain peran, sehingga anak kreatif dan berkembang secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline