Lihat ke Halaman Asli

Sekisah, Negeri Tak Bermata

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terjinjit melihat butiran kaca dan serpihan beling di pinggiran raya yang entah siapa pelakunya. Kekerdilan layanan tak sepatutnya melumut di era modern ; mengemban jaman. Yang mega semakin membahana di negeri tak sepadan di mata orang kerdil. Apalagi akhir yang terabaikan kini t’lah saling memasungkan diri di istana sederhana tak bermata bagi negeri, tak bertatap pada kami. Orang-orang asing mematahkan singgah orang-orang kerdil, pemakai topeng berhati bopeng ; menampung emas di emperan. Mengatup di pepohonan yang hijau tapi enggan menebarkan aroma kesejukan, tertumbuh di dalam ; sekisah negeri tak bermata.

Medan, 13 Agustus 2014.

Putri Silaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline