Beri-beri adalah penyebab penting morbiditas dan mortalitas bayi di negara-negara berkembang Asia. Penyakit beri-beri jarang terlihat di negara maju, namun penyakit ini merupakan endemik di beberapa bagian Asia Tenggara dan penyebab utama kematian neonatal di beberapa populasi Asia. Penyebab beri-beri pada bayi biasanya diakibatkan konsumsi asi ibu yang mengalami defisiensi tiamin.
Diagnosi klinis beri beri anak di daerah Prey Veng, Kamboja sering ditandai dengan gagal jantung, termasuk hepatomegali, takipnea, takikardia, dan disfonia (jeritan serak khas yang dapat berkembang menjadi aphonia), dan membaik dengan cepat setelah pemberian tiamin. Namun, hubungan antara diagnosis klinis beri-beri dan kadar tiamin darah tidak diketahui di wilayah ini. Sehingga timbul pertanyaan apakah beri-beri yang didiagnosis secara klinis benar-benar terkait dengan defisiensi tiamin difosfat (TDP).
Beri-beri didefinisikan sebagai hepatomegali (tepi hati >2 cm di bawah batas kosta kanan), laju pernapasan >40, denyut jantung >140, tidak adanya demam, dan setidaknya 2 dari berikut ini: (1) aphonia atau disfonia; (2) mengi saat berlatih; (3) penurunan produksi urin; (4) muntah atau gumoh baru-baru ; dan (5) peningkatan iritabilitas.
Faktanya pada bayi sehat dan bayi yang bergejala tidak terdapat perbedaan signifikan pada kandungan TDP. Begitupun dengan ibu mereka, sebagian besar ibu Kamboja kekurangan tiamin dan tidak memiliki cukup tiamin dalam makanan mereka. Beda hal nya jika dibandingkan dengan negara lain, terdapat perbedaan signifikan pada kandungan TDP bayi.
Sehingga kriteria diagnostik beri-beri infantil mungkin tidak spesifik untuk diagnosis defisiensi tiamin di daerah endemic seperti Kamboja. Faktor makanan dan lingkungan juga bepengaruh pada gejala yang ditimbulkan. Dari hal tersebut tidak dapat diidentifikasi tanda dan gejala yang muncul yang berkorelasi dengan tingkat TDP darah awal. Penyakit infeksi akut sering terjadi pada bayi, meskipun sering disertai demam, hal tersebut muncul dengan cara yang mirip dengan beri-beri.
Dalam kasus yang ada di Kamboja, diagnose beriberi tidak hanya dilihat dari gejala yang ditimbulkan dan kandugan TDP, karena di daerah tersebut sebagian masyarakat memiliki kadnungan TDP yang rendah. Pada daerah endemic seperti kamboja, perlu adanya identifikasi spesifik yang dapat menentukan penyakit beri-beri. Beda hal nya dengan negara lain yang tidak terjadi endemic, kekurangan tiamin mungkin dapat menjadi salah satu sebab terjadinya penyakit beri beri.
Karena di Indonesia kekurangan tiamin bukan merupakan suatu endemic, sehingga kekurangan tiamin menjadi salah satu penyebab beri beri. maka dari itu masyarakat perlu meningkatkan kan asupan vitamin ataupun mineral salah satunya yakni yang mengandung tiamin agar terhindar dari penyakit beri beri.
Sumber : Coats, D., et al. (2012). Thiamine deficiency in cambodian infants with and without beriberi. Journal of Pediatrics, 161(5), 843–847. https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2012.05.006
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H