Nama Ilyas Karim mungkin tak banyak yang kenal, yah pria 88 tahun ini merupakan salah satu Pengibar Merah Putih saat Proklamasi yang rumahnya turut di gusur. Sangat ironis negara memperlakukan orang yang telah berjuang demi kemerdekaan. Dia kini harus menerima kenyataan pahit. Rumahnya yang bersebelahan dengan rel kereta api di RT 09 RW 04, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan ikut digusur aparat.
Rumahnya adalah satu dari puluhan rumah yang diratakan dengan tanah oleh aparat gabungan, karena dinilai berada di jalur hijau. Ilyas sudah 35 tahun tinggal dikawasan tersebut bersama sang istri Rusminah.
Kini pria paruh baya tersebut hanya bisa pasrah melihat rumahnya rata dengan tanah, kemana hati nurani Pemprov DKI, memang negara kita selama ini jarang menghargai para pejuang yang telah merebut kemerdekaan. Ilyas boleh saja kecewa dengan Pemprov DKI sebab Sebagai orang yang membela bangsa dan negara saat kemerdekaan, keberadaannya tidak dihargai.
Saat penggusuran berlangsung pun, dengan tenaga yang sudah tidak muda lagi, Pengibar bendera di zaman Presiden Soekarno tersebut sempat berusaha menghalangi aparat yang ingin mengeluarkan isi rumahnya. Ia pun terlibat bentrok dengan seorang petugas Satpol PP yang mencoba memintanya keluar. Namun apa daya, diusia yang sudah tidak muda lagi, Ia tak mampu mempertahankan rumahnya.
Ironis sekali negeri ini dalam menyikapi, memandang, memperhatikan, menghargai terhadap orang-orang yang telah berjasa kepada Negara, atas jasanya turut terlibat menjadikan Republik ini menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesa (NKRI). Kemana kah hati nurani para penguasa negeri ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H