Lihat ke Halaman Asli

Neuroart: Optimalisasi Potensi Otak Melalui Seni

Diperbarui: 26 Juli 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Putri Sabrina Uswatun Hasanah1 Suyadi2 Riana Mashar3

Universitas Ahmad Dahlan

E-mail : putrisabrina.uh@gmail.com

 

Abstract

This research reviews and analyzes more deeply the optimization of children's brain potential through art at an early age. This research aims to find out how to optimize brain potential by using art. The background of the problem is art as a form of stimulation to the child's brain.  The method in this research is qualitative. Technically, data collection is done through the literature study method. In this study, it is known that art teaching carried out by teachers in an interesting and interactive way will greatly attract early childhood interest in participating in learning. Learning for early childhood is also very helpful in the growth and development of various aspects of early childhood development. Incorporating art into early childhood learning activates more areas of the brain than non-art-related ones. In fact, optimizing early childhood brain potential through art is very necessary, especially during the golden age. Art learning for children is one of the important aspects of education. Art is a form of brain development stimulation for early childhood. Various forms of art are divided into fine arts, music, dance, theater or performing arts, and literary arts. Art is an activity that can affect a person's feelings because of its beauty. In early childhood, art can also be used as a medium of learning as well as therapy. Art is given to children to train them to express their ideas and thoughts through work, trying to express and imagine to stimulate their creativity and thinking. Art is also a means to develop children's skills and talents.

Keywords: Brain potential, Optimization, Art, Development

PENDAHULUAN 

Seni rupa merupakan salah satu sarana untuk menghubungkan anak dengan lingkungannya. Mendidik anak melalui seni tidak hanya pada anak-anak yang telah memiliki bakat saja melainkan kepada seluruh anak guna mengembangkan potensi diri dan juga menumbuhkan kreatifitas (Eka Damayanti, 2020). Seni sendiri adalah salah satu aspek yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia dilihat dari perspektif manapun (Rohendi, 2016). Pembelajaran seni dikenalkan dengan bentuk, warna, bahan, teknik, dan alat. Hal tersebut dilakukan untuk melatih anak agar dapat menuangkan ide dan pikirannya melalui sebuah karya. @putrisabrina.uh12

Kegiatan yang senantiasa dilakukan dalam lingkup pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah kegiatan bermain, menggambar, menari, bernyanyi berupa aktivitas yang berkaitan dengan seni. Seluruh aktivitas didasarkan pada seluruh indera dan membantu susunan syaraf (Suyadi, 2015). Berusaha berekspresi dan berimajinasi adalah untuk merangsang kreativitas dan daya pikir anak. Seni rupa juga menjadi sarana untuk pengembangan keterampilan dan bakat anak (Dwi Wulandari, 2022).

Hakekat pendidikan adalah optimalisasi potensi manusia atau peserta didik karena seluruh potensi manusia semua bertumpu pada otaknya. Apabila dilihat berdasarkan sudut pandang neurosains, pendidikan secara umum merupakan upaya optimalisasi fungsi otak untuk mencerdaskan peserta didik (Susanti, 2021). Faktor penting yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah pengoptimalan fungsi otak. Seni tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, termasuk bagi perkembangan anak usia dini karena seni mempunyai nilai estetis, juga dapat merangsang kreativitas anak (Dr. Suyadi, 2022).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline