Pandemi covid-19 ini mengajarkan kepada kita untuk lebih "aware" lagi dengan sebaran penyakit di sekitar kita, salah satunya adalah Influenza. Penyakit yang kerap disapa dengan nama singkatnya yaitu Flu ini sering dianggap sepele oleh banyak orang tua, malah ada sebagian yang menganggap wajar apabila anaknya terkena penyakit ini. Penanganannya pun terkadang diabaikan, "akan sembuh dengan sendirinya" adalah alasan klise yang sering disampaikan orang tua, padahal Flu bisa membawa berbagai komplikasi kepada anak dan bisa saja mengancam nyawa.
Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan oleh Flu antara lain pneumonia, gangguan sistem saraf pusat, dan gangguan jantung, seperti miokarditis dan serangan jantung. Penyakit flu juga bisa memperparah kondisi penyakit kronis yang dimiliki sebelumnya, seperti asma, diabetes, dan gagal jantung kongestif. Komplikasi serius ini lebih rentan terjadi pada lansia, ibu hamil, dan anak-anak yang berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun, serta pengidap penyakit tertentu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka kejadian influenza yang berkomplikasi mencapai 5 juta kasus per tahun, dan angka kematian mencapai 650.000 kasus, di seluruh dunia.
Pada bayi dan anak-anak yang daya tahannya masih lemah akan lebih mudah terkena penyakit Flu, efeknya menyebabkan rasa tidak nyaman dan rewel, bahkan membuatnya sulit bernafas dengan lega dan menganggu kualitas tidurnya. Untungnya sekarang sudah ada vaksin Influenza yang bisa diberikan untuk mengurangi kemungkinan komplikasi serius yang terjadi terutama pada anak-anak. Akhir-akhir ini vaksin Influenza mendapatkan sorotan karena selain mengurangi kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit Flu, juga dipercaya mampu menurunkan gejala parah penyakit Covid-19 pada anak.
"American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan pemberian Vaksin Influenza ini kepada bayi minimal sudah berusia lebih dari enam bulan dan pemberiannya berulang setiap tahunnya"
AAP juga merekomendasikan waktu pemberian vaksin Influenza kepada anak sebaiknya dilakukan sebelum puncak musim Influenza, jika di Indonesia kebanyakan penyakit ini terjadi bersamaan dengan musim penghujan. Vaksin akan efektif setelah dua minggu dari waktu pemberiannya dan perlindungannya bertahan selama kurang lebih satu tahun, sehingga setahun setelahnya harus mengulangi pemberian vaksin Influenza untuk perlindungan selanjutnya. Vaksin ini dapat diberikan kepada anak dengan usia minimal 6 bulan hingga 8 tahun atau lebih, bahkan untuk dewasa dan lansia pun bisa diberikan namun dengan dosis yang berbeda.
Efek samping pemberian vaksin Influenza ini tidak jauh berbeda dengan vaksin pada umumnya, ringan dan tidak berbahaya, seperti nyeri pada bekas suntikan, kelelahan, serta demam yang bisa saja muncul. Munculnya demam ini dikarenakan sistem imunitas tubuh yang merespon kedatangan vaksin sebagai benda asing sehingga memberikan sinyal berupa demam yang durasinya sekitar 1-2 hari pasca pemberian vaksin dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun jika efek samping tidak kunjung reda, segera konsultasikan ke dokter anak. Pastikan juga kondisi anak dalam keadaan sehat dan telah berkonsultasi dengan dokter anak sebelum dilalukan pemberian vaksin Influenza sehingga dapat dipantau efek samping setelahnya.
"Pemberian vaksin Influenza dapat menurunkan kemungkinan flu berat hingga 100%"
Namun jangan salah memahami vaksin Influenza ini dengan tidak akan terinfeksi lagi setelah pemberian vaksin dilakukan, karena anak masih bisa terkena Influenza namun dengan gejala yang lebih ringan sehingga tidak terlalu mengganggu aktifitas dan pertumbuhan anak. Anak akan lebih jarang terinfeksi penyakit Influenza dan juga akan lebih cepat dalam proses penyembuhannya, dan yang paling penting bisa menghemat dana ke dokter tentunya.
Untuk harga vaksin Influenza tentunya berbeda-beda tergantung fasilitas kesehatannya, namun kurang lebih berada di kisaran 300-500ribu untuk setiap kali suntik. Cukup mahal memang jika dibandingkan dengan vaksin-vaksin anak lainnya yang bahkan di gratiskan oleh Pemerintah, namun lebih pilih setahun sekali vaksin Influenza dengan biaya 300-500ribu dan mendapatkan perlindungan dari penyakit Flu sehingga menghemat biaya karena mengurangi kunjungan ke dokter selama satu tahun tersebut yang bisa saja berkisar 200-500ribu setiap kali kunjungannya, atau tanpa perlindungan sehingga bisa saja kalau ditotalkan biaya dokter selama setahun karena sakit flu lebih banyak dibandingkan biaya vaksin Influenza? Pilihan tentunya kembali kepada kita, namun bukankah ini merupakan "good invesment" baik untuk kita sebagai orang tua juga untuk anak kita?