Anak dengan kepribadian ganda atau Dissociative Identity Disorder (DID) ini adalah kondisi psikologi di mana seseorang memiliki dua atau lebih identitas diri, atau kepribadian yang terpisah dalam dirinya. Biasanya disebabkan oleh trauma berat, pengalaman menegangkan seperti kekerasan fisik, emosional, pelecehan seksual pengalaman traumatis lainnya yang dialami sejak dini. Dan biasanya disebabkan oleh faktor keluarga sahabat, lingkungan yang membuat dirinya tertekan.
Kesulitan yang dihadapi anak kepribadian ganda diantaranya:
a)Kesulitan dalam menjaga konsistensi diri: sulit untuk mengenal dirinya yang sebenarnya karena memiliki lebih dari satu kepribadian dan sulit membentuk identitas dirinya dan sulit mengendalikan dirinya.
b)Perasaan terasing dan terpisah: anak yang mengalami DID, mereka merasa sendiri, tidak mempunyai tempat untuk berkeluh kesah merasa terpisah dan asing seolah dunia atau dirinya tidak nyata.
c)Amnesia atau kehilangan ingatan: biasanya anak yang mengalami gangguan ini sering mengalami lupa ingatan tentang kejadian yang mereka lakukan. Dan bingung tentang hidup mereka, karena tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi. Dan ketika anak itu sadar mereka tidak merasa cemas malu atau marah pada dirinya.
d)Kesulitan dalam fungsi sosial dan akademik: kesulitan beradaptasi di lingkungan sosial biasanya karena perubahan sifat yang cepat, anak sulit untuk berinteraksi dengan temannya dan sulit membangun hubungan yang sehat dan bisa dijauhi temannya karena sikapnya. Dan juga dalam bidang akademik seringkali sulit untuk fokus akibat perubahan kepribadian dan sulit untuk mengikuti pelajaran, dan sulit untuk menyelesaikannya tugas sehingga mengganggu proses belajar anak tersebut.
Kesimpulan:
Anak dengan kepribadian ganda mengalami kesulitan emosional sosial dan psikologi yang mempengaruhi dirinya perubahan perilaku yang dramatis dan sulit mengingat pengalaman atau kejadian dan sering mengisolasi diri mereka. Untuk membantu anak yang mengalami DID yaitu dukungan dari profesional seperti psikiater atau psikoterapi dan dukungan dari lingkungannya. Seharusnya keluarga dan juga lingkungan sekitar tidak memberi tekan atau menjadi penyebab anak itu mengalami DID. Seharusnya keluarga harus menjadi obat untuk anak tersebut karena peran keluarga sangat penting bagi kesembuhannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H