Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Menangisi Dosa-dosa?

Diperbarui: 31 Mei 2024   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertanyaan yang Menggetarkan Hati

Pernahkah kita merenungkan dosa-dosa yang telah kita lakukan? Pernahkah air mata penyesalan membasahi pipi kita karena telah menjauh dari jalan Allah SWT? Pertanyaan ini bagaikan tamparan keras yang menyadarkan kita akan realita pahit, bahwa dosa-dosa kita telah menumpuk bagaikan gunung, menanti hisab di akhirat kelak.

Kisah Inspiratif Para Salikin

Para salikin terdahulu, mereka yang selalu haus akan ridha Allah SWT, menjadikan tangisan atas dosa sebagai bagian dari keseharian mereka. Imam Ibnul Jauzi menceritakan kisah Muhammad bin Waasi' yang selalu menangis di malam hari sambil merintih, "Celakalah aku, karena dosa-dosaku yang begitu banyak, dan lembaranku penuh dengan keburukan, sementara Allah SWT mengetahui semuanya, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya."

Kisah lain, Taubah bin ash-Shummah, seorang sahabat Nabi SAW, yang selalu introspeksi diri. Ketika menyadari usianya yang sudah 60 tahun, dengan 21.500 hari yang telah dia lalui, dia pun berteriak, "Aduh celaka! Aku akan berjumpa dengan Allah SWT dengan 21.500 dosa?! Bagaimana ini, padahal setiap harinya bisa 10.000 dosa?!" Dia pun jatuh pingsan dan meninggal dunia.

Tangisan yang Utama

Imam Ahmad bin Abil Hawary mengingatkan kita, "Tangisan yang paling utama itu adalah tangisan seorang hamba atas waktunya yang terlewat, yang tidak sesuai Sunnah Rasulullah ."

Marilah Kita Introspeksi Diri

Sudahkah kita menangisi dosa-dosa kita? Sudahkah kita merasakan penyesalan yang mendalam atas perbuatan yang menentang perintah Allah SWT? Jika belum, marilah kita mulai dari sekarang. Menangislah sepuasnya, luapkan penyesalan dan mohonlah ampunan kepada Allah SWT dengan penuh ketulusan.

Langkah Menuju Taubat

Menangis adalah awal dari langkah menuju taubat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline