Lihat ke Halaman Asli

putri Puspita Sari

Mahasiswa UINSU Peminatan Gizi

Pola Konsumsi Makan Yang Tidak Seimbang Berakibat Pada Kenaikan Berat Badan Ketika Berpuasa,Mengapa?

Diperbarui: 16 April 2022   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bulan suci ramadhan yang penuh keberkahan telah datang. Bagi umat muslim, berpuasa pada bulan suci ini telah dinanti-nanti pada setiap tahunnya. Berpuasa selain sebagai ibadah, berpuasa juga baik untuk kesehatan. Namun, sayangnya masih banyaknya masyarakat diindonesia yang keliru dalam memilih makanan saat sahur dan berbuka sehingga mengakibatkan berat badan naik ketika berpuasa dan bahkan sampai mengalami penyakit karena pola konsumsi makan yang salah. Ketidak pahaman dalam memilih makanan serta bagaimana pola konsumsi makan yang tidak seimbang kerap menjadi akibat kenaikan berat badan ketika berpuasa.

Kebudayaan di Indonesia ketika puasa ialah menghidangkan menu sahur dan berbuka yang melimpah, padahal hal ini akan menjadikan orang tersebut makan apa saja yang tersedia di depannya dan dampaknya tentu jadi kurang baik seperti :

  • Ketika  Berbuka Puasa  : 
  1. Tinggi Kalori didominasi makanan dan minuman manis, berlemak
  2. Tidak cukup cairan.
  3. Tidak memberi jedah dari berbuka ke makanan utama
  • Ketika Sahur  :
  1. Didominasi Karbohidrat sederhana.
  2. Rendah protein
  3. Rendah vitamin dan mineral
  4. Rendah serat.

Kebiasaan konsumsi makanan pada masyarakat indonesia pada saat bulan puasa pada umumnya lebih sering mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak . Masyarakat indonesia lebih sering memakan-makanan yang terbuat dari tepung seperti kue dan jajanan tradional, goreng-gorengan, serta makan-makanan serta minuman yang manis-manis serta makanan tradisional seperti rendang daging. Dilansir dari detik health menurut frieda Isyana putri mengatakan bahwa masih terdapat beberapa alasan lainnya mengapa berat badan naik ketika berpuasa yaitu sebagai berikut:

1. Terlalu banyak konsumsi gula

             Berbuka dengan yang manis-manis selalu kita dengar saat bulan puasa, membuat kita selalu berpikir bahwa berbuka puasa lebih baik memang dengan makanan atau minuman yang manis. Tidak salah, karena makanan atau minuman yang mengandung gula bisa membantu menaikkan kadar gula darah yang rentan turun ketika berpuasa. Akan tetapi, jika kamu melakukannya terus-menerus selama bulan puasa, sudah tentu ini tidak baik lagi. Saat kita memakan gula, tubuh menyekresi insulin dan hormon ini menyebabkan penyimpanan lemak. Kadar insulin kebanyakan ditentukan dengan seberapa banyak karbohidrat yang kamu asup. Sudah jelas, semakin banyak makanan dan minuman manis yang dikonsumsi, risiko menggemuk semakin besar. Jika kamu bertujuan untuk menurunkan berat badan di bulan puasa ini, hindari makanan dan minuman manis saat berbuka. Membiasakan minum air, teh ataupun kopi tanpa gula akan lebih baik.

2. Konsumsi banyak karbohidrat

             Mungkin kamu sudah mengurangi asupan gula, tapi tetap saja masih gemuk di bulan puasa? Penyebab terbesar adalah kamu terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat. Karbohidrat bukan hanya berasal dari nasi saja, namun bisa dari tepung yang kamu makan dari gorengan atau roti-rotian yang kamu santap saat berbuka maupun sahur. Karbohidrat bisa berubah menjadi gula di dalam tubuh, menaikkan insulin dan menyimpan lemak, bukan membakarnya.

3. Kurang prebiotik

             Terdapat miliaran bakteri yang hidup di dalam usus yang membantu mencerna makanan dan mencegah datangnya bakteri, jamur dan virus. Agar membantu makanan semakin mudah dicerna dan tidak membuatmu rentan gemuk, ada baiknya menyehatkan para bakteri usus dengan rutin mengonsumsi prebiotik. Usus yang sehat bisa dimulai dengan rutin mengonsumsi prebiotik seperti yogurt atau kefir. Jika tidak suka susu, kamu bisa mengonsumsi kimchi, teh hijau, kunyit, bawang putih, cuka apel, minyak kelapa atau kaldu sapi asli.

4. Kurangnya aktivitas fisik

            80% tubuh yang sehat berasal dari makanan, namun agar mencapai sehat yang optimal maka juga harus memenuhi 20 persennya yang berasal dari olahraga atau aktivitas fisik. Tubuh akan menjadi semakin lemah apabila jarang digerakkan. Selama bulan Ramadhan kita memiliki energi lebih sedikit saat berpuasa dan merasa berolahraga adalah hal terakhir yang akan dilakukan. Namun sebenarnya kita bisa menyiasatinya dengan melakukan aktivitas fisik lebih banyak ketimbang berolahraga sejam di gym. Misalnya, menggunakan kendaraan umum, jika ingin keluar mencari makanan untuk berbuka kamu bisa berjalan atau bersepeda. Usai salat Ashar atau sebelum berbuka kamu bisa berjalan selama 10-15 menit, dan juga bisa dilakukan usai sahur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline