Lihat ke Halaman Asli

Putri Puspita

Mahasiswi

Peran Karya Sastra dalam Politik Indonesia

Diperbarui: 17 Desember 2022   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sastra merupakan sebuah karya yang terbentuk dari hasil imajinatif dan kreatifitas dari seorang pengarang yang dituangkan dalam Bahasa. Sastra merupakan bagian dari seni yang menggunakan Bahasa sebagia medianya. Melalui sastra, seorang penulis dapat menyalurkan potensi yang terdapat pada Bahasa untuk menyampaikan gagasan-gagasan untuk tujuan tertentu.

Menurut DR. Pardi, M.Hum yang merupakan seorang Peneliti dan Balai Bahasa Yogyakarta, menjelaskan bahwa karya sastra memprediksi kehidupan, karya sastra memberikan rekaman kehidupan politik, dan karya sastra memberikan penyelesaian dari kasus politik kebangsaan. Yang dapat diartikan bahwa karya sastra merupakan sebuah seni yang dapat menjadi wadah untuk menuangkan segala permasalahan kehidupan termasuk politik yang ada di setiap negara.

Menjelang kemerdekaan dan zaman reformasi terdapat kaitan antara sastra dan politik. Hal ini dikarenakan, banyaknya sastrawan yang menyuarakan suara hati mereka melalui karya-karya sastra yang mereka ciptakan. Hal tersebut bertujuan untuk menyuarakan nilai-nilai, hati Nurani yang dapat membuat emosi seseorang bangkit, sehingga akan berpengaruh terhadap proses politik yang ada.

Salah satu contoh karya sastra yang memiliki peran terhadap politik Indonesia, yaitu :

SERATUS JUTA

Karya: Taufik Ismail

Umat miskin dan penganggur berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Di tengah mereka tak tahu akan berbuat apa
Kini kutundukkan kepala, karena
Ada sesuatu besar luar biasa
Hilang terasa dari rongga dada
Saudaraku yang sirna nafkah, tanpa kerja
berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Kita mesti berbuat sesuatu, betapun sukarnya.

Puisi karya Taufik Ismail di atas memberikan gambaran bagi pembacanya mengenai keadaan masyarakat Indonesia pada masa reformasi. Dimana banyak rakyat miskin dan tanpa pekerjaan yang tak tahu harus berbuat apa untuk menghidupi kelangsungan hidup mereka dan keluarga. Betapa pilunya jaman Reformasi yang harus rakyat lewati, seakan menyindir para petinggi pemerintah yang tak dapat memberikan bantuan untuk mereka yang kurang mampu.

Dapat dilihat bahwa karya sastra dapat dipandang terhadap kehidupan sosial yang ada dalam lingkungan sekitar. Sastra juga dapat dipandang sebagai suatu bentuk gejala sosial di masyarakat. Sastra dapat mencapai tujuan dalam politik melalui Bahasa.

Selayaknya para politikus yang harus menemukan cara agar bisa memengaruhi masyarakat dengan menggunakan Bahasa sebagai medianya, maka para sastrawan pun menggunakan sastra sebagai media untuk menuangkan segala pemikiran terkait nilai-nilai dan permasalahan politik, melalui karyanya para sastrawan dapat menarik emosi para masyarakat dalam menanggapi persoalan politik.

Pepatah mengatakan "Dengan Bahasa akan ku kuasai dunia" uraian tersebut menunjukan kedudukan Bahasa dalam kehidupan yang dapat digunakan untuk memengaruhi ideologi seseorang sehingga dapat merubah cara piker orang tersebut. Jika kita lihat dari sejarah sastra pada masa Balai Pustaka hingga kini, sastra akan memberikan kritik terhadap dunia politik yang tidak berjalan dengan semestinya. Sastra juga dapat digunakan sebagai cara mendidik masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline