Salah satu cara dalam upaya mencegah peyebaran virus corona, baik di rumah maupun di lingkungan umum adalah dengan cara menerapkan kebersihan serta berbagai upaya-upaya lainnya, hal ini seperti yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang.
Di tengah pandemi covid-19 ini, mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara online, memaksakan kondisi yang sedang terjadi dengan membuat suatu program kerja penyemprotan cairan disinfektan, yang tentunya pelaksanaan program kerja ini sedang marak dilaksanakan oleh berbagai kelompok KKN Universitas Negeri Malang di tahun ini. Salah satunya yaitu, mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang yang sedang melaksanakan pengabdian di Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Jajaran perangkat Desa Wonorejo pun sangat antusias dan mendukung dengan adanya program kerja penyemprotan cairan disinfektan, karena hal ini adalah salah satu upaya dalam mencegah penyebaran virus Corona (covid-19). Pelaksanaan penyemprotan cairan disinfektan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UM 2020 di Wonorejo dilakukan selama 5 kali dalam seminggu mulai tanggal 15 Juni 2020 sampai dengan tanggal 24 Juni 2020. Mengingat kegiatan ini di tengah masa pandemi, maka pelaksanaan penyemprotan dibagi beberapa kelompok, sehingga tidak mengundang kerumunan.
“Kegiatan penyemprotan ini dilakukan di 3 dusun yang ada di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari. Tiga dusun tersebut yaitu, Blandit Barat, Blandit Timur, dan Banyol. Penyemprotan cairan disinfektan ini dilakukan pada 30 fasilitas umum, seperti masjid, mushola, sekolah, dan TPQ mulai dari gapura masuk Dusun Blandit Barat hingga Dusun Banyol.”, ujar Ratna Putri Aulia sebagai koordinator pelaksanaan program kerja penyemprotan disinfektan. Fasilitas sarana prasarana yang menjadi sasaran dalam penyemprotan cairan disinfektan diharapkan mampu membantu Desa Wonorejo dalam mencegah penyebaran virus Corona mengingat tempat-tempat tersebut sering dikunjungi.
“Dalam Pelaksanaan penyemprotan ini, kita juga harus menggunakan perlengkapan yang memadai yaitu alat perlindungan diri (APD) berupa masker, sarung tangan medis, sepatu boot, kacamata, dan jas hujan”, ujar Yudhistira Angger Prastyo. Hal ini dilakukan karena memperhatikan protokol kesehatan.
“Selain itu, untuk bahan yang digunakan dalam pembuatan cairan disinfektan ini, yaitu campuran karbol dan air dengan perbandingan 1:10. Campuran ini hanya berlaku untuk disemprotkan pada benda mati dan tidak dianjurkan mengenai kulit manusia”, ujar Emila Chomsawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H