Lihat ke Halaman Asli

Putri Nur Aini

Public Health UA'21

Pemberian Vaksin HPV sebagai Upaya Pencegahan Kanker Serviks pada Usia Anak-Anak Sekolah, Apakah Berhasil?

Diperbarui: 6 Juni 2022   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang memberikan keganasan terhadap organ
leher rahim atau serviks dari perempuan. Penyakit ini didominasi oleh kaum hawa. Kanker ini
bermula dari adanya perubahan mutasi sel DNA pada leher rahim sehingga kondisi ini
menyebabkan munculnya sel abnormal yang tak terkendali pada bagian tersebut. 

Namun,
hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker serviks ini tetapi, adanya
infeksi virus HPV memiliki peranan besar terhadap munculnya penyakit ini. HPV atau Human
papilomavirus adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada permukaan kulit, serta
berpotensi menyebabkan kanker serviks. Virus ini bisa menular melalui kontak langsung
dengan kulit atau hubungan seks dengan penderita.

Menurut data WHO 2018 menunjukkan bahwa kasus kanker serviks di Indonesia sebanyak
136,2 per 100.000 penduduk. Angka ini menempatkan negara Indonesia di urutan delapan
dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara. 

Hal ini menunjukkan bahwa kanker serviks sangat
memiliki pengaruh besar terhdap penduduk di suatu negara. Virus HPV penyebab kanker
serviks sendiri merupakan salah satu jenis penyakit yang memiliki masa inkubasi semala
sembilan hingga duabelas bulan. 

Sedangakanuntuk perkembangan penyakit ini memakan
waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra- kanker hingga positif menjadi
kanker serviks. 

Dengan adanya faktor-faktor tersebut membuat pemerintah Indonesia
mengambil langkah pencegahan sejak dini yakni pemberian vaksin HPV kepada anak-anak
usia sekolah. Hal tersebut memunculkan beberapa polemik yang berkepanjangan tentang
adanya kebijakan tersebut.


Polemik-polemik yang mulai bermunculan ini menjadi kabar simpang siur yang membuat
kebijakan ini terlihat seperti abu-abu atau masih awam di dengar dan dilaksanakan di kalangan
masyarakat. 

Salah satu polemik yang muncul adalah terkait vaksin HPV yang akan digratiskan
oleh pemerintah sebagai upaya preventif pemerintah dalam mengurangi risiko masyarakat yang
terpapar virus HPV ini. 

Sebenarnya ketika angka prevalensi atau kasus di Indonesia belum
meningkat secara signifikan vaksin HPV ini tidak diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah, namun harus membayar dengan sejumlah uang untuk mendapatkan vaksin ini.

Selain itu, polemik yang kedua adalah mengapa sasaran dari adanya vaksin HPV ini adalah anak-anak sekolah, mengapa tidak kepada orang dewasa yang jelas memiliki tingkat paparan
karena telah melakukan beberapa hal yang menjadi salah satu pemicu infeksi virus ini seperti
hubungan seks dengan lawan jenis contohnya. 

Permasalahan terkait sasaran dari vaksin ini
memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap keberlangsungan program pemerintah yang
satu ini. Apalagi program vaksinasi terhadap anak-anak sekolah ini akan dibarengkan dengan
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline