Lihat ke Halaman Asli

Putri Ningrum

Psikologi

Peran Orang Tua dalam Mencegah Resiko Seks pada Usia Dini

Diperbarui: 8 September 2024   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Surabaya, 09 Juli 2024 - Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan pelatihan inovasi dan teknologi dalam program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Batch 2 tahun 2024. Acara ini berlangsung di beberapa Kelurahan Kecamatan Rungkut, Surabaya, yang dimulai sejak pukul 08.00 hingga 10.00 WIB.

Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi yang dibawakan oleh Raden Roro Shahsya Wulan Putri Widyadari & Putri Ningrum Afifah yakni 'PERAN ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKSUALITAS ANAK USIA DINI'. Pada saat penyampaian materi terdapat peserta orang tua hebat, dan para petugas kelurahan yang ikut serta dalam menyaksikan penyampaian materi yang dibawakan oleh  mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Hurlock (Camelia & Nirmala, 2017) menyatakan bahwa anak-anak sejak usia dini sudah memiliki minat terhadap seksualitas, yang ditunjukkan melalui perilaku memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap perbedaan yang dimiliki oleh lawan jenis.  Sejak usia satu tahun anak sudah menyadari keberadaan dirinya di lingkungan serta mulai mengenal apakah dirinya laki-laki maupun perempuan. Hanny Ronosulistyo yang menyatakan bahwa anak secara alamiah mulai menyukai kegiatan mengeksplorasi tubuhnya sendiri, kemudian membandingkannya dengan orang lain. (Ronosulistyo, 2008) Faktanya, pendidikan seksualitas pada anak usia dini masih dianggap tabu. Orangtua sering kali memberikan pemaknaan yang keliru terhadap istilah pendidikan seksualitas. Pendidikan sering kali dimaknai sebagai bentuk pengajaran yang formal dan sistematis, sedangkan kata seksualitas banyak dimaknai sebagai hubungan yang dimiliki oleh orang dewasa, serta memiliki makna yang negatif. (Ronosulistyo, 2008) Sehingga, orangtua merasa tidak nyaman jika harus membicarakan seksualitas, apalagi dengan anak usia dini. (Tampubolon et al., 2019) Orangtua cenderung merasa malu ketika harus membicarakan seksualitas dengan anaknya. (Ardianti, 2017) Orangtua juga beranggapan bahwa informasi terkait seksualitas akan diperoleh anak seiring berjalannya usia ketika ia sudah dewasa nanti, tanpa harus dijelaskan oleh orangtua di rumah (Sugiasih, 2006).

Oleh karena itu perlu diketahui bahwa pendidikan seksualitas sangat penting diberikan kepada anak sejak usia dini. Pemberian pendidikan seksualitas ini harus dilakukan secara berulang-ulang, sehingga harus diberikan/diajarkan sepanjang hidup anak. Yusuf Madani mengemukakan bahwa pendidikan seksualitas pada anak usia dini merupakan sebuah bentuk persiapan, upaya preventif agar anak terhindar dari berbagai penyimpangan seksual. Orangtua memiliki peran besar dalam pendidikan seksualitas anak usia dini. Terdapat berbagai faktor penyimpangan seksual yang disebabkan oleh orangtua dan lingkungan keluarga yang buruk. Peran orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini perspektif Yusuf Madani mencakup peran orangtua sebagai pendidik, pengawas, pelatih, pembina, serta fasilitator.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline