Lihat ke Halaman Asli

Nina Nurani Putri

Pelita Bangsa University students

Bisakah Pendidikan Tinggi Menciptakan Orang yang Terdidik?

Diperbarui: 18 Januari 2023   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pendidikan dapat diperoleh setiap orang dimulai dari kecil sampai tua. Pendidikan sangat penting bagi semua orang yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi dirinya. Dengan pendidikan, tentunya seseorang dapat membedakan baik-buruknya perbuatan, serta mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Akan tetapi, dengan maraknya tindakan kriminal dan memalukan yang terjadi saat ini, menandakan sebuah sistem pendidikan yang memprihatinkan, itu artinya pendidikan hanya bisa menciptakan orang yang pintar bukan terdidik.

Munculnya berbagai tindakan kriminal seperti pembunuhan, korupsi, kolusi, dan nepotisme masih saja terjadi di tengah berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia. Mengapa demikian? Walaupun sekolah hingga ke perguruan tinggi bahkan mendapat gelar doktor atau profesorpun belum cukup untuk membuat seseorang tersebut menjadi terdidik. Sebagian perguruan tinggi Indonesia memang berhasil membentuk orang pintar tetapi, tidak ada yang bisa menjamin orang tersebut menjadi terdidik. Seperti yang kita ketahui bahwa pola pendidikan umum di Indonesia hanya mengajarkan bidang keilmuan seperti pengetahuan dan teknologi saja. Namun, saat ini pendidikan mengenai karakter dan budi pekerti cenderung terlupakan sehingga banyak orang pintar yang tidak terdidik.

Dengan diterapkannya pendidikan karakter, dapat mengajarkan agar menjadi manusia yang taat akan norma agama dan sosial, menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur, serta memiliki sikap yang penuh tanggung jawab. Tentunya karena karakter manusia tidak dapat diwariskan, melainkan harus dibangun dan dikembangkan melalui proses yang tentunya tidak instan.

Seseorang tidak bisa diukur atau dinilai oleh satu sisi saja. Bisa saja karena latar belakang, masalah yang sedang dihadapi, atau bahkan karena lingkungan di sekitarnya. Tentunya yang menjadi hal penting dalam menuntut ilmu ialah budi pekerti. Sehingga seseorang yang memiliki  pendidikan tinggipun nyatanya belum tentu mengubah sikap mereka sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Dengan ini, kita harus bisa mengetahui dan memahami potensi yang dimiliki seseorang itu berbeda-beda, seperti Atlit Renang yang tidak perlu cakap dalam berbahasa, seorang Pelukis yang tak perlu pandai fisika, dan seorang Koki yang tak perlu pandai matematika. Seharusnya kita bisa termotivasi bahwa kemampuan yang dimiliki janganlah dinilai dari kepandaiannya saja, yang mendapatkan nilai bagus dan pendidikan yang tinggi, tetapi bagaimana caranya orang tua dalam mendidik, memberikan bimbingan, dan mengajarkan perilaku yang baik agar menjadi orang sukses yang terdidik.

Untuk itu, pola pendidikan formal tentunya harus diimbangi dengan pendidikan karakter dan berbagai potensi agar menghasilkan orang yang pintar dan berkarakter. Harapannya, semoga kedepannya Indonesia mampu melahirkan orang-orang yang cerdas, pandai, dan terdidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline