Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Kesadaran, Konsentrasi, dan Etika dalam Berkendara di Jalan Raya: Perspektif dari acara Antariksa Safety Riding

Diperbarui: 25 Juli 2024   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bagi banyak mahasiswa, berkendara adalah bagian penting dari rutinitas harian, baik untuk pergi ke kampus, kerja kelompok, kegiatan organisasi, bekerja, atau kegiatan sosial. Namun, perjalanan ini juga membawa risiko kecelakaan bagi mahasiswa dan juga pengguna jalan lainnya. Acara Antariksa yang bertema Safety Riding baru-baru ini telah membahas tentang pentingnya keselamatan berkendara, terutama bagi mahasiswa yang merupakan pengguna jalan raya yang banyak di Jogja.

Acara ini juga mendapatkan banyak pujian salah satunya yaitu Dekan Fakultas FEISHUM Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Karna begitu ramainya kecelakaan yang terjadi, Antariksa mengadakan acara ini untuk memberikan edukasi pada mahasiswa  dengan menghadirkan nara sumber yang begitu luar biasa, yaitu POLDA DIY, Astra Motor Yogyakarta, dan Influencer Anak Motor. Acara ini murni diadakan oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi atau lebih tepatnya Antariksa.

Etika berkendara adalah bagian integral dari keselamatan di jalan raya. Menghormati pengemudi lain, pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya dapat menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman. Ternyata kita juga harus memiliki etika dalam berkendara, banyak sekali masyarakat atau bahkan diri kita sendiri belum memahami etika dalam berkendara padahal hal itu sangat dibutuhkan ketika sudah berada di jalan raya. Dalam diskusi kali ini ibu Widya selaku nara sumber dari Polda DIY menjelaskan bahwa setiap pengendara harus memiliki etika dalam berkendara demi keselamatan bersama dan juga kerugian yang akan terjadi.

 Kesadaran situasional melibatkan pemahaman terhadap lingkungan sekitar dan kemampuan untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan kondisi. Selalu memperhatikan kondisi jalan, cuaca, dan lalu lintas di sekitar adalah langkah pertama dalam mengembangkan kesadaran situasional. Mempelajari tanda-tanda bahaya potensial, seperti pengemudi agresif atau pejalan kaki yang tidak waspada, sangat penting. Selalu memeriksa cermin samping dan belakang untuk memantau kendaraan lain dan menghindari titik buta juga merupakan praktik yang dianjurkan.

Aspek sosial juga berperan dalam keselamatan berkendara, terutama dalam konteks mahasiswa. "Ibu memanggil" adalah ungkapan yang sering digunakan untuk mengingatkan anak-anak untuk pulang cepat ke rumah. Ini bukan hanya soal kepatuhan terhadap orang tua, tetapi juga mengingatkan pentingnya manajemen waktu dan tanggung jawab. Mahasiswa yang pulang tepat waktu cenderung lebih sadar akan keselamatan diri dan orang lain di jalan raya. Menghindari berkendara terlalu larut malam atau dalam kondisi lelah juga merupakan bagian dari etika dan kesadaran berkendara yang baik.

Dalam Psikologi Komunikasi, Teori Komunikasi Transaksional (Transactional Model of Communication) adalah teori yang menganggap komunikasi sebagai proses dua arah di mana pengirim dan penerima saling mempengaruhi secara simultan. Dalam konteks berkendara, komunikasi yang efektif antara pengemudi dapat mengurangi kecelakaan. Misalnya, penggunaan sinyal dan komunikasi non-verbal (seperti lampu sein) membantu menyampaikan niat dan mengurangi risiko mis interpretasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline