Zaman kini semakin maju apalagi di era digital yang semakin berkembang pesat, salah satunya di bidang ekonomi. Keberadaan internet menciptakan banyak inovasi di bidang ekonomi yakni ekonomi digital. Kini sistem pembayaran tidak lagi hanya menggunakan uang tunai, tetapi dapat dilakukan secara nontunai, dapat secara online, seperti menggunakan uang elektronik. Masyarakat Indonesia mulai banyak yang memakai sistem pembayaran nontunai ini karena lebih praktis dan efisien.
Sistem pembayaran nontunai ini sangat membantu di masa sekarang, yaitu era digital yang dapat membuat perubahan besar di bidang ekonomi dengan munculnya bisnis-bisnis online. Kemunculan berbagai aplikasi online di Indonesia dapat memudahkan kegiatan jual-beli dalam sehari-hari, karena hanya dengan membawa ponsel genggam dapat melakukan transaksi tanpa takut tidak membawa dompet (Rahmawati, 2021).
Hal ini dapat memudahkan para perintis bisnis online maupun pembeli yang jarak tempat tinggalnya jauh dari toko barang yang ingin dibeli. Dengan semakin majunya teknologi yang menghadirkan berbagai layanan aplikasi dompet digital dapat menimbulkan sebuah fenomena cashless society.
Cashless society merupakan suatu istilah yang merujuk pada di mana mendapati situasi masyarakat yang memilih menggunakan uang nontunai daripada uang tunai saat melakukan kegiatan membeli sesuatu barang, makanan, dll (Rif'ah, 2019). Masyarakat lebih memilih melakukan transaksi melalui dompet digital.
Dompet digital dapat disebut sebagai platform pembayaran online yang dapat didownload dan diakses siapa saja asal memiliki smartphone, pengguna juga dapat memasukan sejumlah uang sesuai nominal yang diinginkan untuk digunakan bayar-membayar, platform dompet digital ini sudah dilengkapi dengan kata sandi agar aman (Rosmayanti, 2019 dalam Katon & Yuniati, 2020).
Ketika memasukkan sejumlah uang ke dalam dompet digital dan digunakan untuk bertransaksi, terkadang tanpa disadari tidak mengacuhkan berapa jumlah uang yang digunakan untuk transaksi karena dirasa sangat mudah, hanya menekan tombol transaksi pun berhasil dilakukan, tanpa menghitung berapa lembar uang yang harus dibayarkan.
Kegiatan ini dapat menimbulkan perilaku hedonisme yang mana jika kegiatan bertransaksi begitu mudah dilakukan secara terus menerus. Hedonisme sendiri dapat diartikan menjadi sebuah pandangan hidup yang bertujuan untuk mendapatkan suatu kepuasan atau kenikmatan, menghindari perasaan yang menyakitkan yang membuat anggapan orang akan mencari kebahagiaan sebanyak-banyaknya (Torbjorn Tannsjo , 2007, hlm. 81 dalam Razali, 2020).
Perilaku hedonisme ini dapat terjadi dengan pemakaian aplikasi-aplikasi yang tersedia dompet digital. Seperti ketika bertepatan dengan "Tanggal Cantik", yaitu ketika 12 Desember yang biasa disebut 12.12, 1 Januari atau 1.1, dan tanggal-tanggal lain yang memiliki angka sama seperti bulannya.
Di tanggal cantik inilah aplikasi online yang tersedia dompet digital seperti Shopee yang memiliki ShopeePay, Gojek yang menggunakan GoPay, Grab yang bekerjasama dengan OVO, dan masih banyak lagi. Saat tanggal cantik ini datang, para aplikasi-aplikasi online ini mengadakan berbagai macam diskon promo.
Berbagai macam diskon promo yang diadakan pada tanggal cantik ini membuat minat pembeli yang cukup tinggi, kebanyakan pembeli tidak mempertimbangkan sesuatu yang mereka beli sesuai dengan kebutuhan atau tidak yang dapat menyebabkan munculnya sikap boros dan memiliki pola konsumsi sangat tinggi (Karyawan et al., 1996 dalam Fauziyah et al., 2021).
Berbagai macam diskon promo yang menyebabkan munculnya perilaku hedonisme karena merasa rugi jika tidak membeli sesuatu ketika sedang ada diskon promo, dan merasa ini sebuah kesempatan yang bagus untuk membeli barang yang banyak.