Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang klien dengan diagnosa awal adalah kecemasan social. Lucunya kali ini klien mendiagnosa dirinya sendiri saat datang ke ruang konseling. Entah dari mana ide itu ia dapat, tapi dia mengeluh bahwa sepertinya dia mengalami gangguan kecemasan atau bahasa kerenya axienty disorder.
Axienty disorder sendiri bermakna gangguan kecemasan yang dialami oleh individu dan biasa muncul di waktu yang tidak tepat. Gangguan ini akan menyebabkan jantung berdebar, keringat dingin bahkan beberapa diantaranya bisa mual dan pusing. Individu dengan gangguan ini biasanya akan merasa sangat tidak nyaman bila ia berada dia situasi yang baru atau penuh tekanan baginya.
Kembali pada klien ini, dia merasa sangat terganggu jika berada di ruang publik atau berhadapan dengan orang yang lebih tua. Setelah melalu konseling yang cukup panjang akhirnya diperoleh, bahwa anak ini tidak pernah mendapatkan kekerasan yang membuat traumatik. Anak juga tidak pernah dituntut untuk berprestasi, lalu bagaimana bisa muncul kecemasan ini.
Padahal tidak ada dari keluarganya yang menderita gangguan ini, dia juga tidak merokok, minum kopi dll.
Penyebab
Ternyata klien ini bercerita setiap kali dia berhasil melakukan tugas dia selalu mendapat pujian dari keluarga besaranya. Pun ketika dia tidak berhasil dia selalu mendapat penguatan dan kalimat postif dari keluarganya. Tidak ada penghakiman bahkan semua memotivasi. Kecemasan ini bermula dari persepsi si klien jika dia gagal dia harus berusaha lebih baik.
Lalu salahnya dimana?, tidak ada yang salah hanya saja si klien berusaha terlalu keras, dan memacu dirinya berusaha lebih keras. Dia lupa menikmati hidupnya dan bahagia, dia berusaha untuk menjadi lebih dan lebih bahkan nilai 85 membuat dia kepikiran.
Salahkan memberikan pujian atau motivasi?
Pada dasaranya tidak ada yang salah dengan memberikan pujian, hanya kadang kita terlalu memberikan banyak pujian tanpa tahu kondisi kebutuhan anak. Terkadang memang ada kondisi anak butuh dipuji untuk menguatkan konsep dirinya.
Tapi terkadang ada anak yang membutuhkan kehadiaran kita disana melihat prosesnya. Perhatian secara seksama, bukan sekedar ucapan manis tapi kita asik main hp. Bahkan anak sudah bisa menangkap tatap mata kita, tanpa kita mengeluarkan sepatah kata apapun.