Akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan atau pengusaha yang mengeluhkan performa para fresh graduate yang tidak memenuhi ekspetasi. Sehingga banyak dari generasi saat ini, atau di sebut Gen z yang sulit untuk mendapat pekerjaan. Sekalinya mendapat pekerjaan mereka cenderung tidak bertahan lama karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan tersebut.
BPS mencatat ada 4,91 persen dari angkatan total usia produktif yang saat ini menganggur. Sementara perbulann Agustus tercatat ada sebanyak 152,11 juta orang yang siap bekerja, angka ini naik sebesar 1,15% dari tahun 2023. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam kondisi memiliki angkatan kerja dalam jumlah yang bersaing. Artinya banyak usia produktif yang masih mencari pekerjaan. Hal ini tentunya membuat persaingan semakin ketat.
Sehingga dibutuhkan persiapan yang matang untuk setiap lulusan agar bisa bersaing di dunia kerja. Mereka di tuntut untuk menguasai banyak skill dan pengalaman agar menambah nilai mereka. Padahal mereka baru saja lulus dan memulai karir, tentu mereka belum memiliki pengalaman yang cukup. Maka biasanya para asesor akan melihat kesiapan dari para pelamar dan skill yang dimilikinya. Seseorang akan dinilai siap bekerja jika memiliki sikap berikut ini.
Kesiapan kerja
Setidaknya ada 10 kategori yang akan dinilai ketika seseorang melamar kerja. Tentu disiplin ilmu yang sesuai dan skill yang mendukung menjadi faktor utama penilaian. Berikut adalah kategori orang yang siap kerja, diantaranya adalah;
- Motivasi, tentunya bagi seorang pekerja harus memiliki motivasi yang baik. Motivasi ini meliputi komitmen, dorongan untuk berubah, kegigihan dan keinginan berprestasi.
- Kedewasaan, tentunya pelamar harus mampu bersikap dewasa sesuai dengan usia perkembangannya. Kedewasaan meliputi kemampun untuk bertanggung jawab pada pekerjaan, kesadaran diri, dan emosi yang stabil.
- Keinginan untuk berkembang, Kemampuan ini meliputi keinginan individu untuk belajar hal baru. Individu harus bisa menerima saran dan feedback, serta turut menyampaikan ide dan gagasanya.
- Pemahaman terhadap organisasi, pekerja harus memiliki pemahaman terhadap organisasi yang dilamar. Setidaknya dia paham budaya perusahaan tersebut dan jenis pekerjaan yang akan dilamar.
- Kompetensi teknis, pelamar kerja harus percaya diri terhadap kemampuan teknisnya. Memiliki pengetahuan tehadap pekerjaan yang dilamar, serta memiliki kemampuan untuk memulai pekerjaan, artinya tidak kosongan sudah punya skill di bidang yang dilamar.
- Orientasi interpersonal, merupakan kemampuan individu dalam menjalin komunikasi, berkolaborasi, dan besosialisasi.
- Atitude, adab seseorang menjadi bagian penting saat melamar kerja. Kemampuan ini meliputi sifat optimis, menghargai orang lain, bersikap realistis, dan rendah hati.
- Problem Solving, Individu akan dinilai kemampuan analisisnya, kemampuan penyelesaian masalah, pengambilan keputusan.
- Kemampuan adaptasi, kemampuan ini meliputi fleksibilitas seseorang. Kemampuan untuk menerima perbedaan, dan mampu beradaptasi dengan kebiasan baru.
- Resilience, pelamar akan di nilai kemampuan bangkit dari hal buruk, kemampuan berdamai dengan kondisi kompetisi di dunia kerja, kemampuan menerima tantangan.
Sumber :
Caballero, C. Walker, A. Tyszkiewicz, M. 2011. The Work Readiness Scale(WRS): Developing a meansure to assesess work readiness in collage graduates. Deakin University: 2(2), 41-54.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H