Lihat ke Halaman Asli

Putri Musalamah

Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

Trauma yang Disebabkan oleh Perselingkuhan

Diperbarui: 19 Agustus 2024   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Latar belakang

Membuat relasi merupakan kebutuhan dari setiap manusia hidup. Baik berhubungan dengan teman, keluarga maupun pasangan semua adalah kebutuhan. Tak jarnag banyak perjuangan dan komitmen untuk memeprtahanakan suatu hubungan. Terlebih pasangan yang emmutuskan untuk lanjut ke jenajang pernikahan. Pengenalan dengan pacaran dainggap cara yang paling umum untuk menilai keseriusan pasangan. Pada kenyataanya banyak ornag yang akhinya bercerai setelah alam berpacaran sebelumnya.

Memang bukan perkara mudah untuk memeprtahanakn hubungan apalagi hubungan suami-sitri yang berlaku seumur hidup. Komitmen tiada henti, berusaha sepajang waktu adalah usaha yang perlu dilakukan untuk emmeprtahankan suatu hubungan. Tak jarang pasangan merasa bosan dalam menjalin hubungan sehingga membutuhkan hiburan baru. Tidak sedikit pasangan yang akhirnya memeilih untuk menjalin hubungan baru tanpa memutus hubungan lama atau biasa di sebut dnegan selingkuh.

Semua tindakan dilakukan secara sadar, dan setiap pasangan yang berselingkuh pada dasarnya paham betul akan kesalahanya. Namun mereka tak kuasa menahan diri dan mengotrol dirinya untuk terus mengulangi kesalahan yang sama.

Alasan orang tetap berselingkung meskipun tahu itu salah

Sifat dasar manusia adalah ingin selalu mencari hiburan, dan mudah bosan. Pada beberapa individu tertentu malah selalu menginginkan tantangn dalam hidup. Setiap dorongan ini jika tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak buruk bagi dirinya dan orang disekitranya. Banyak orang yang tidak habis pikir mengapa orang tetap melaksanakan peselingkungan mesti tahu itu salah. Berikut alasanya.

  • Terpapar pornografi, bukan menjadi barang baru ada orang yang memutuskan berselingkuh karena tidak puas dengan pasangan. Kecanduan pornografi menjadi factor pendukung seseorang untuk merasa selalu tidak puas. Kecanduan ponografi akan membuat otak tidak mampu lagi emmebedakan baik dan benar. Doroangan juga tidak terkendali, dan harsat seksual yang tak terkontrol.
  • Puber. Sebeneranya ini hanya istilah puber kedua karena gejalanya mirip seperti anak ABG yang. Orang yang sudah matang seca finanasial, sudah meliki rumah dan hunian cenderung ingin mendapat lebih dan mendapatkan pembaharuan. Biasanya mereka sudah memiliki anak, istri dan ada dan peluang terbuka lebar. Pada dasarnya mereka paham itu salah tapi ada sensasi bahagia seperti anak ABG saat mereka berselingkuh.
  • Pengakuan. Hal konyol tapi umum terjadi adalah mereka yang berselingkuh agar diakui oleh lingkungan. Pada beberapa orang menganggap kekuasan itu penting, dan baginya orang yang berkuasa bisa menahlukkan hati banyak orang termasuk selingkuhanya. Mereka memutuskan untuk berselingkuh agar diakui sebagi orang yang berkuasa dan berpengaruh.
  • Balas dendam. Banyak yang menggunakan motif balas dendam untuk membenarkan perselingkuhanya. Mereka yang terabaikan atau mereka yang pernah di selingkuhi akan balas dendam dengan cara berselingkuh balik. Mereka yang terbaikan juga berusaha untuk mencari kasih sayang dan perhatian dari orang lain.

Trauma korban perselingkuhan

Memaafkan orang yang berkhianat dalah perkerjaan yang sulit, meskipun mulut memaafkan hati takkan melupakan. Perlu berbagai usaha untuk mengembalikan kepercaayan seseorang yang di selingkuhi. Pada beberapa kasus orang yang diselingkuhi juga akan mengalami trauma, berikut diantaranya:

  • Krisis kepercayaan, Trust Issue adalah penyakit yang umum di derita orang pasca diselingkuhi. Korban akan sulit membuka diri untuk memaafkan dan mempercayai orang. Korban biasanya akan lebih berhati-hati agar tidak terluka kedua kalinya.
  • Serangan panic, pada beberapa kasus korban akan merasa sangat cemas padahal biasanya dia tidak mudah cemas.
  • Angger issue. Beberapa orang juga akan mudah marah, sensitive dan saat marah akan meledak-ledak. Hal ini terjadi pada orang yang sulit menyalurkan emosinya.
  • Stress. Kelanjutan dari beberapa gejala diatas biasanya stress, individu yang tidak mampu mengatasi dirinya biasanya akan jatuh pada stress. Stress yang berkepanjangan akan menjadi distress yang ujungnya adalah depresi.
  • PTSD. Selain depresi korban perselingkuhan juga bisa mengalami PTSD. Mudah marah, mudah cemas, pemikir, sensitive dan sulit tidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline