Latar Belakang
Banyak orang tua yang harus berhadapan dengan anak tantrum tiap harinya. Terlebih berhadapan dengan anak tantrum didepan umum, melelahkan bukan?. Bukan hanya tenaga yang terkuras, melainkan pikiran.
Berhadapan dengan anak tantrum sudah cukup melelahkan hati dan pikiran, apalagi tantrum didepan umum. Pasti dari sekian pembaca memiliki pengalaman yang beragam ketika menghadapi anak tantrum. Mulai dari pengalaman yang menyenangkan, mengharukan, bahkan yang bikin darah tinggi.
Sebagai seorang ibu atau ayah pasti menginginkan anak tumbuh menjadi anak yang penurut dan berprestasi. Tetapi bukan hidup jika tidak ada tantangan, bukan pengasuhan jika tidak berhadapan dengan tantrum. Tantrum sendiri hampir dialami oleh seluruh anak di berbagai penjuru dunia, yang membedakan hanya kadarnya.
Ada yang tantrumnya jarang dan terkendali, ada yang tantrumnya sering dan tak terkendali. Tenang anda tidak sendirian, ada jutaan orang yang merasa kesulitan saat harus berhadapan dengan anak tantrum. Lalu sebenarnya apa sih definisi tantrum? Lalu apa yang harus dilakukan saat anak tantrum? Berikut penjelasanya.
Definisi
Menurut Delia (2021) Tantrum adalah prilaku seorang anak yang ektrim, tidak menyenangkan dan cenderung agresif. Temper tantrum merupakan bentuk prilaku yag di tunjukkan anak kepada ornag tua, prilaku ekstrim untuk merespon dari ketidakpuasaan atau ketidaksetujuaan.
Temper tantrum juga akan mucul bila anak menginginkan perhatian kita, kelelahan, dan ketidak mampuan menyampaikan perasaanya atau frustasi anak. Prilaku yang muncul biasanya berupa, teriakan , tangisan, amarah bahkan agresi baik verbal maupun nonverbal.
Perilaku ini umum terjadi pada anak usia yang baru menginjak usia 2 tahun, namun tidak jarang kita menemui anak tantrum sebelum usia 2 tahun. Perilaku ini mucul akibat adanya keterbatasan anak dalam meregulasi emosinya. Bahkan pada beberapa kasus, anak cenderung menyakiti diri, seperti memukul kepala, mengigit dan menendang.
Penyebab anak tantrum
Setidaknya ada 4 hal yang menyebabkan anak menjadi tantrum diantaranya sbegai berikut:
- Kelelahan dan lapar. anak yang merasa lelah, kepanasan, kelaparan cenderung lebih tantrum. Kondisi ini membuat anak merasa tidak nyaman sehingga menunjukkan prilaku merengek, menangis, marah bahkan memukul.
- Frustasi. Pada anak usia lebih kecil dimana dia masih belum bisa menyampaikan perasanya anak akan jauh mudah tantrum. Anak yang mersa frustasi tidak bisa mengungkapkan apa yang ia inginkan akan mudah marah atau menangis. Hal ini di dasari karena kosa kata yang masih terbatas.
- Mendapat perhatian. Pada beberapa anak yang mendapat adik baru juga bisa memunculkan prilaku tantrum. Mereka akan mencoba mencari perhatian orang tuanya dengan bersikap tidak menyenangkan.
- Mencontoh. Penyebab lain yang mendasari anak tantrum adalah adanya contoh sebelumnya. Anak mungkin meliaht entah ayah, ibu atau orang di sekitarnya yang melakukan kekerasan. Sehingga terekam dalam memori dan anak menirunya.
- Agar dituruti. Setiap anak biasanya akan melihat reaksi orang sekitar. Anak akan melihat jika dia menagis apakah keinginana yang dilarang jadi dituruti. Jika berhasil maka anak akan mengulangi perilaku yang sama dikemudian hari.