Lihat ke Halaman Asli

Putri Musalamah

Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

Ajarkan Ini Agar Anak Tidak Kecanduan Pornografi

Diperbarui: 12 Agustus 2024   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Latar belakang

Pada era industri 4.0 dan mulai masuk era 5.0 ini teknologi merupakan bagiann yang tak dapat dipisakan dari anak-anak kita. Mereka dimanjakan oleh berbagai kemudahan dan kemajuan teknologi. Problem yang paling sering dikeluhkan bagi orang tua yang anaknya sudah remaja adalah pengunaan gadget. Berbagai fitur yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Belum lagi layanan media social yang mampu menghubungkan kita dengan siapapun. Kemudahan teknologi juga membantu kita untuk memperoleh informasi. Baik informasi yang benar dan mendidik, maupun informasi yang salah dan tak mendidik.

Permasalahan baru ketika pengunaan gadget menjadi tak terkendali pada anak. Berbagai macam prilaku agresi akan di perlihatkan ketika anak sudah mulai kecanduan. Baru-baru ini melalui kanal youtube kak novi yang bergerak membantu penderita kaum ODGJ, mengungkapkan anda anak yang kecanduan. Dalam tayangan nampak anak mulain mengancam sang nenek dengan senjata tajam saat dihentikan untuk bermain hp. Kasus ini adalah satu dari sebagian kasus yang berhubungan dengan kecanduan.

Kasus lain yang tidak kalah banyak penderitanya adalah kecanduan pornografi. Bahkan kecanduan pornografi sama berbahanya seperti kecanduan narkoba. Berbagai tayangan yang hadir tanpa filter memenuhi dunia maya anak. Kemudahan dalam mengakses membuat kecanduan ini menjamur di mana-mana.

Permasalahan

Telah disebutkan di atas bahwa kecanduan pornografi memiliki tingkat bahaya sama seperti kecanduan Narkoba. Bahkan anak jauh lebih memungkinkan terpapar pornografi ketimbang narkoba, karena pornografi mudah di akses dimana saja. Hal ini tentunya menjadi perhatian dari para orang tua terlebih yang memilik anak usia baligh. Permasalahan lain muncul ketika orang tua ingin mengawasi anak dengan tidak menfasilitasi gadget. Disisi lain anak membutuhkan informasi untuk menunjang studinya. Tidak jarang anak menggunakan media elektronik dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini membuat orang tua berada di posisi serba salah dan penuh keraguan di saat hendak memberikan gadget.

Bahaya

Selain karena mudah di akses, kecanduan pornografi dianggap jauh lebih berbahaya daripada narkoba karena menyebabkan kerusakan pada otak. Disaat sesorang kecanduan pornografi, maka secara terus menerus otak akan memproduksi endorphin, hormon yang membuat senang. Otak akan secara terus menerus memproduksi homon ini yang padahal biasanya dia di produksi di saat tertentu. Karena di produksi dalam jumlah yang abnormal tubuh secara alami akan meminta penyesuaian. Dimana dia akan meminta lebih asupan pornografi untuk menstimulus otak memproduksi endorphin. Batas toleransi akan tayangan vulgar akan semakin meningkat. Dari yang mulai hanya sekdar melihat gambar, beralaih pada video, dan puncaknya ingin melakukan apa yang di lihat.

Bukan hanya itu produksi hormonn yang tidak normal menjadikan kinerja otak menjadi tidak stabil. Pada beberapa bagian otak akan mengalami keusakan teruma di bagian PFC (pre frontal cortex). Kerusakan pada bagian PFC akan menyebabkan seseorang tidak dapat lagi membedakan baik dan benar. Mereka akan hilang kendali akan dirinya, cenderung abusife dan ingin memuaskan dirinya. Kerusakan yang terjadi setara dengan hantaman seperti orang kecelakaan mobil. Otak yang rusak akan sulit untuk pulih. Pernah ada kasus seorang tokoh agama yang tega menodai muridnya sampai hamil, banyak yang menyangkan ini karena dia paham agama. Hal ini sangat mungkin terjadi di saat PFC sudah rusak, individu tersebut akan kesulitan menahan diri dan tidak mampu membedakan benar dan salah. Sehingga kecanduan pornografi bisa disebut dengan istilah NAKOLEMA (narkoba lewat mata), karena efek yang ditimbulkan hampir sama dengan narkoba.

Tips 

Berbicara soal bahaya maka tindakan pencegahan adalah yang paling utama, karena prinsipnya mencegah lebih baik daripada mengobati. Hendaknya sebelum memberikan gadget orang tua wajib mengetahui kesiapan anak. Orang tua harus melihat apakah anak kita siap di lepas dengan pengawasan terbatas, dilepas tanpa pengawasan atau malah tidak bisa di lepas. Orang tua harus tahu betul kesiapan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline